Bunda pernah nggak merasa sangat kelelahan meskipun sudah beristirahat dalam waktu yang cukup lama, atau tetiba sering emosi dan marah-marah bahkan sampai merasa kesal pada suami dan anak-anak?
Jika pernah atau sedang mengalaminya, Bunda patut waspada karena kondisi demikian merupakan gejala Mommy Burnout.
Apa Itu Mommy Burnout?
Bunda mungkin sudah sering mendengar istilah burnout yaitu kondisi dimana seseorang mengalami stres kronis karena merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya.
Burnout memang kerap menyerang para pekerja kantoran. Namun bukan berarti mereka yang tinggal di rumah terbebas dari kondisi ini.
Justru seorang ibu rumah tangga sangat rentan mengalami burnout karena pekerjaannya terbilang berat. Terutama dalam hal mengasuh anak.
Nah, kondisi ibu yang mengalami stres berat inilah yang disebut dengan Mommy Burnout
Menurut Sheryl Zieggler, penulis buku Mommy Burnout: How to Reclaim Your Life and Raise Healthy Children in the Process, Mommy Burnout adalah kelelahan emosional dan fisik yang Moms rasakan akibat stres kronis dalam mengasuh anak.
Sebenarnya stres yang dialami seorang ibu normal terjadi. Mengingat mengasuh anak memang bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah lagi dengan seabreg pekerjaan domestik lainnya.
Namun jika kondisi “stres” ini dibiarkan berlarut begitu saja tentu akan berdampak buruk pada kesehatan mental ibu.
Masalahnya, ibu sendiri kadang tidak menyadari dirinya sedang mengalami yang namanya burnout. Karena itu sebelum membahas cara mengatasinya yuk kita cari tahu apa saja gejala mommy burnout.
Apakah Bunda Mengalami Mommy Burnout? Yuk Kenali Gejalanya!
Kenapa ya belakangan ini saya sering marah-marah nggak jelas? Kenapa ya saya suka kesal sama suami dan anak-anak? Kenapa saya merasa sangat lelah padahal sudah tidur berjam-jam? Apakah ini tandanya saya sedang mengalami mommy burnout?
Di awal postingan ini saya sudah sempat singgung beberapa gejala mommy burnout, namun untuk lebih jelasnya yuk kita bahas :
Merasa sangat kelelahan meski sudah istirahat
Gejala pertama yang patut Bunda waspadai adalah rasa lelah yang mendera tubuh. Lelah yang dimaksud di sini adalah lelah mental. Ketika bunda mengalami kelelahan secara mental otomatis fisik Bunda juga akan terpengaruh.
Itu sebabnya, tidak peduli berapa lama Bunda tidur atau istirahat, Bunda akan tetap merasa lelah fisik.
Contohnya saja, ketika baru bangun tidur, alih-alih merasa segar, sekujur tubuh malah terasa sakit seolah Bunda baru saja melakukan aktivitas berat.
Merasa kesepian
Gejala lain yang timbul akibat mommy burnout adalah merasa hanya sendirian. Pada kondisi tersebut Bunda mungkin akan merasa rapuh dan tertekan.
Belum lagi dengan kesibukan mengurus suami dan anak-anak yang membuat Bunda tidak memiliki teman untuk sekadar menumpahkan unek-unek.
Pada akhirnya Bunda akan merasa kesepian, sekalipun rumah ramai dengan suara tawa dan tangisan anak-anak.
Sering marah karena hal-hal kecil
Ketika mengalami burnout Bunda akan lebih sering marah pada orang-orang di sekitar. Padahal hanya karena masalah-masalah sepele.
Tentu saja yang akan sering menjadi korban sasaran kemarahan Bunda adalah anak karena dengannya Bunda menghabiskan banyak waktu.
Ketika stres, Bunda akan lebih sensitif dari biasanya sehingga semua masalah kecil bisa jadi masalah besar yang berujung dengan meluapnya emosi.
Alhasil Bunda mudah marah saat menghadapi tingkah anak yang sebenarnya masih bisa dihadapi dengan kepala dingin.
Contoh, seperti anak tidak sengaja menumpahkan susu. Dalam keadaan tidak stres, Bunda mungkin masih bisa menghadapi anak dengan tenang. Alih-alih marah, Bunda akan menasihati dan mengingatkan anak untuk berhati-hati saat minum susu.
Namun ketika mengalami burnout, Bunda sulit mengendalikan emosi sehingga akan langsung marah besar.
Emosi negatif yang Bunda luapkan itu bisa berdampak buruk pada mental anak lho. Jadi jangan sampai gara-gara Bunda tidak mewaspadai mommy burnout, anak jadi korban.
Melampiaskan kekesalan pada pasangan
Tidak hanya anak, pasangan atau suami pun tidak luput dari sasaran kemarahan Bunda.
Karena kewalahan mengerjakan semua pekerjaan rumah seorang diri ditambah lagi dengan sikap suami yang mungkin selama ini cuek atau tidak ringan tangan saat di rumah membuat Bunda merasa kesal.
Akibatnya saat mengalami stres Bunda mungkin akan sering melampiaskan kekesalan dalam bentuk omelan, ngambek atau marah-marah pada pasangan.
Burnout yang Bunda alami jelas dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Karena itu jika mengalami tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas, Bunda harus segera mencari tahu cara mengatasinya.
Bagaimana Cara Mengatasi Mommy Burnout?
Setelah menyadari bahwa Bunda tengah mengalami stres berat karena pekerjaan rumah tangga yang seperti tak ada habis-habisnya maka kini saatnya Bunda harus segera memulihkan diri.
Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan agar terbebas dari mommy burnout :
Istirahat yang berkualitas
Salah satu pemicu mommy burnout adalah kelelahan dalam mengerjakan tugas sebagai ibu. Diakui pekerjaan seorang ibu memang sangat berat dan tidak memiliki batasan waktu.
Pekerjaaan sebagai ibu bisa memakan waktu nyaris 24 jam dan tidak memiliki waktu libur. Selain mengurus suami dan anak, setiap hari ia juga harus berkutat dengan urusan dapur, mencuci, bersih-bersih rumah dan lain sebagainya.
Bahkan karena saking sibuknya dengan pekerjaan rumah yang padat, ibu hanya memiliki waktu sedikit untuk istirahat. Saat istirahat pun terkadang pikirannya masih tetap dipenuhi dengan pekerjaannya yang harus ia tuntaskan setelah bangun.
Oleh karenanya, agar terlepas dari mommy burnout Bunda harus benar-benar mendapatkan istirahat yang berkualitas.
Kalau perlu, tinggalkan sejenak pekerjaan Bunda dan beristirahatlah tanpa perlu pusing memikirkan tugas rumah yang belum selesai.
Untuk itu Bunda harus sampaikan kepada suami dan anak-anak agar mereka bisa memahami dan memaklumi kondisi Bunda yang butuh istirahat total.
Menikmati me time
Setelah hidup beruma tangga, banyak perempuan yang lupa dengan dirinya sendiri. Hampir seluruh waktunya tersita untuk mengurus suami dan anak, sehingga tidak sempat meluangkan waktu untuk dirinya sendiri.
Padahal me time sangat penting dilakukan untuk menjaga kewarasan seorang ibu.
Ya, meski memiliki setumpuk pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya, Bunda harus tetap meluangkan waktu untuk diri Bunda sendiri sekalipun itu hanya sejenak.
Bunda bisa menikmati me time dengan membaca novel, nonton drakor, skincare-an atau melakukan aktivitas apapun yang Bunda sukai. Tampak sepele tapi nyatanya me time terbilang ampuh meredakan stres.
Curhat pada orang terdekat
Bunda bukan robot yang bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tanpa rasa capek. Karena itu, tak apa jika Bunda mau mengeluh. Wajar!
Setiap orang yang merasa kelelahan pasti bawaannya ingin mengeluh. Namun dengan mengeluh bukan berarti Bunda tak bersyukur. Itu hanya salah satu cara untuk melepas penat. Dengan mengungkapkan apa yang Bunda rasakan.
Karena itu tips selanjutnya agar tetap waras dan sembuh dari mommy burnout, Bunda butuh seseorang untuk berkeluh kesah, yang bersedia memasang telinga untuk mendengar unek-unek dan curahan hati Bunda.
Akan lebih baik lagi jika seseorang yang bisa jadi teman curhat itu adalah sosok yang paling dekat dengan Bunda yaitu suami. Dengan begitu setidaknya suami bisa lebih memahami kondisi Bunda.
Minta bantuan
Setelah melakukan beberapa tips di atas, namun burnout yang Bunda alami tak kunjung reda malah sepertinya semakin parah, maka inilah saatnya Bunda untuk cek kesehatan mental.
Jangan ragu meminta bantuan langsung ke ahlinya yakni dengan melakukan konsultasi psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.
Demikian ulasan mengenai Mommy Burnout, kondisi yang sering dialami oleh para ibu namun banyak yang tidak menyadarinya.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena efeknya tidak hanyak berdampak buruk pada diri sang ibu, namun anak dan suami juga bisa kena imbasnya.
Karena itu jika menemukan diri Bunda mengalami gejala-gejala mommy burnout seperti yang sudah disebutkan di atas, segera diatasi ya. Semangat.
Sekian Jurnal Bunda hari ini