cara hemat belanja bulanan
Screenshot

Setiap akhir bulan, ada momen yang selalu bikin saya geleng-geleng kepala. Gaji baru aja turun, eh saldo rekening tiba-tiba sudah tipis. Pas dicek, ternyata penyebab utamanya ya belanja bulanan yang sering kebablasan. Pernah juga merasa begitu?

Jujur, dulu saya tipe orang yang gampang banget tergoda saat belanja. Awalnya cuma mau beli sabun cuci piring, tapi akhirnya pulang bawa keranjang penuh camilan, minuman sampai peralatan dapur yang sebenarnya nggak urgent. Hasilnya? Anggaran bulanan langsung bocor.

Tapi setelah beberapa kali “kejeblos”, saya mulai belajar mengatur strategi supaya belanja tetap hemat tanpa harus mengorbankan kualitas hidup.

Nggak mau kan tiap bulan hidup serba irit di akhir gara-gara salah kelola belanja di awal? Nah, di Jurnal Bunda kali ini  saya bakal sharing cara hemat belanja bulanan tanpa mengorbankan kualitas hidup. Simak sampai selesai ya!

Cara Hemat Belanja Bulanan ala Jurnal Bunda

Jika tahu triknya, Bunda tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan kualitas hidup. Justru kualitas hidup yang baik bisa Bunda dapatkan dengan mulai menerapkan cara belanja bulanan hemat. Ikuti tipsnya di bawah ini yuk!

Bikin Daftar Belanja, Jangan Cuma Modal Ingatan

Kedengarannya sepele, tapi bikin daftar belanja itu kunci utama. Bedakan mana yang benar-benar kebutuhan pokok dan mana yang cuma keinginan sesaat.

Misalnya, beras, minyak goreng, sayuran, sabun, atau susu anak jelas masuk kebutuhan. Tapi kalau camilan, tanaman hias atau perintilan dapur itu bisa masuk kategori “bonus” kalau masih ada sisa anggaran.

Nah, saya biasanya bikin daftar di kertas kecil atau catatan HP sebelum berangkat. Begitu sampai toko, saya fokus sama daftar yang saya tulis.

Kalau ada barang lain yang menggoda, saya tanya diri sendiri: “Ini kebutuhan atau keinginan?” Kalau jawabannya keinginan, ya saya tahan dulu. Percaya deh, cara simpel ini bisa bikin pengeluaran lebih terkendali.

Bandingkan Harga sebelum Membeli

Sekarang enak banget karena pilihan belanja semakin banyak. Ada warung dekat rumah, minimarket, supermarket besar, sampai belanja online. Dan seringkali, harga antar tempat bisa beda jauh.

Misalnya, beras yang di supermarket harganya Rp150 ribu per karung, di toko grosir bisa Rp135 ribu saja. Lumayan kan selisihnya?

Saya juga sering manfaatin aplikasi belanja online karena banyak promo menarik. Kadang ada voucher gratis ongkir, cashback, atau diskon produk tertentu.

Tapi ingat, jangan sampai terbalik. Beli barang karena memang butuh, bukan karena “sayang kalau nggak dipakai vouchernya”. Hehe.

Beli Kebutuhan Rutin dalam Jumlah Besar

Ada barang-barang yang pasti kita butuhkan setiap bulan, seperti beras, minyak goreng, sabun cuci, deterjen, sampai air minum galon.

Kalau beli eceran terus, biasanya jadi lebih mahal. Makanya saya pilih beli dalam jumlah besar sekalian. Misalnya, beras langsung satu karung atau minyak goreng 2 liter.

Selain lebih hemat, cara ini juga bikin hidup lebih praktis. Stok di rumah aman, jadi nggak perlu bolak-balik ke toko. Bonusnya, jadi lebih tenang karena kebutuhan pokok sudah siap.

Hindari Belanja Impulsif

Nah, ini musuh besar saya. Kadang niatnya cuma jalan-jalan sebentar ke mall, tapi pulangnya malah bawa tas belanja. Barang-barang yang awalnya nggak ada di daftar belanja tiba-tiba masuk ke keranjang, padahal sebenarnya nggak urgent.

Salah satu trik yang saya pakai adalah bawa uang secukupnya saat belanja offline.

Jadi kalaupun ada godaan, ya uangnya memang nggak cukup buat beli barang tambahan. Kalau pakai kartu, biasanya saya lebih gampang kebablasan. Trik kecil ini lumayan menyelamatkan dompet dari belanja impulsif.

Tentukan Anggaran Bulanan

Saya sekarang terbiasa menetapkan budget khusus untuk belanja bulanan. Misalnya, maksimal Rp 1,5 juta untuk kebutuhan rumah tangga. Dari situ, saya pecah lagi sesuai kategori: makanan pokok, sayuran, kebutuhan mandi, kebutuhan anak, sampai air minum.

Dengan begitu, saya bisa lebih disiplin. Kalau sudah mendekati batas anggaran, saya jadi lebih hati-hati memilih barang. Kalau nggak pakai sistem ini, biasanya belanja jadi asal ambil tanpa mikir panjang.

Catat Semua Pengeluaran

Dulu saya sering heran, kok uang cepat banget habis padahal rasanya jarang belanja. Setelah dicoba catat semua pengeluaran, baru kelihatan: jajan kopi setiap hari, beli minuman botolan, atau jajan kecil yang kelihatannya nggak seberapa, ternyata kalau ditotal bisa ratusan ribu per bulan!

Sekarang saya pakai aplikasi pencatat keuangan di HP. Praktis banget karena tinggal klik, langsung tersimpan. Dari situ saya bisa evaluasi tiap bulan, bagian mana yang bisa dikurangi supaya lebih hemat.

Cari Alternatif yang Lebih Praktis dan Hemat

Selain cara-cara di atas, saya juga mulai mencari solusi praktis untuk kebutuhan rutin. Contohnya, dulu saya sering ribet kalau harus beli air galon. Harus angkut galon berat-berat, kadang ongkos ojek lebih mahal dari galonnya.

Untung sekarang ada cara yang lebih gampang. Untuk penghematan yang praktis, Bunda juga bisa beli air galon murah dan instan via GoMart. Selain hemat biaya transportasi dan tenaga, Bunda bisa menikmati kemudahan belanja dari rumah dengan harga terjangkau dan pengiriman cepat!

Dengan cara ini, Bunda bisa tetap hemat tapi hidup lebih nyaman. Waktu dan tenaga juga lebih efisien karena nggak perlu keluar rumah.

Penutup

Banyak orang berpikir kalau hidup hemat itu berarti menurunkan kualitas hidup. Padahal sebenarnya nggak begitu. Hemat itu soal pintar mengatur prioritas.

Dengan bikin daftar belanja, membandingkan harga, menghindari belanja impulsif, dan mencatat pengeluaran, kita bisa tetap menikmati hidup tanpa khawatir dompet jebol di akhir bulan.

Saya sudah coba semua tips di atas, dan hasilnya benar-benar terasa. Bukan cuma saldo rekening yang lebih aman, tapi hati juga lebih tenang.

Jadi, kalau Bunda sering merasa belanja bulanan selalu kebablasan, mungkin sudah saatnya coba cara ini. Dijamin lebih ringan, lebih hemat, tapi tetap happy. Sekian Jurnal Bunda kali ini.

By admin

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *