Sudah siap menerapkan toilet training? Eits, tunggu dulu! Jika Bunda ingin melatih si kecil menggunakan toilet seperti halnya orang dewasa, sebaiknya tunggu hingga anak dalam kondisi siap.
Seperti yang sudah saya sampaikan di artikel sebelumnya, salah satu persiapan toilet training adalah kesiapan anak. Bunda mungkin merasa siap untuk memulai toilet training tapi bagaimana dengan si kecil? Apakah dia juga siap?
Nah, untuk mengetahuinya Bunda perlu memperhatikan lebih dulu tanda-tanda kesiapan anak untuk toilet training. Artikel Jurnal Bunda kali ini akan mengulasnya. Simak sampai selesai ya!
Kapan anak siap untuk toilet training?
Kenapa sih kita harus menunggu anak hingga siap baru melatihnya untuk menggunakan toilet? Apa toilet training tidak bisa orang tua terapkan untuk anak di bawah usia 2 tahun? Atau apa harus menunggu anak berusia 3-4 tahun dulu baru bisa diajari potty training?
Faktanya, ada anak yang baru menginjak usia dua tahun bisa dengan cepat belajar buang air di toilet. Sebaliknya, ada anak yang usianya di atas 2 tahun tetapi masih sulit saat diajari potty training.
Hal ini menunjukkan bahwa usia tidak bisa dijadikan patokan untuk memulai potty training. Ada yang cepat, ada yang harus menunggu lebih lama. Semua tergantung pada kesiapan anak.
Tentunya akan lebih mudah melatih si kecil menggunakan toilet ketika dia siap. Kapan itu? Ketika anak sudah memiliki kematangan fisik dan psikologis.
Terkait hal tersebut biasanya ada tanda-tanda yang ditunjukkan oleh si kecil. Di sini orang tua yang harus jeli dalam melihat tanda yang mengindikasikan bahwa si kecil siap untuk toilet training.
Tanda Anak Siap Dilatih Menggunakan Toilet
Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda sehingga tanda kesiapan antara anak yang satu dengan yang lain pun beragam.
Kendati demikian ada beberapa tanda umum yang bisa menjadi indikasi bahwa si kecil siap untuk berlatih menggunakan toilet seperti orang dewasa. Apa saja tanda-tandanya? Yuk, kita lihat!
Menjelang usia 2 tahun anak saya suka melihat kakaknya saat buang air kecil di toilet. Suka mengekor juga saat saya ke kamar mandi. Saya itu saya nggak peka, ternyata dia sudah menunjukkan minatnya terhadap toilet.
Tepat ketika menginjak usia 2 tahun, saya mulai melatihnya menggunakan toilet dan tahu nggak, hanya dalam waktu sepekan, si adek sudah nggak bergantung lagi sama popok.
Agak speechless juga sih, karena prosesnya lebih cepat daripada saat melatih kakaknya menggunakan toilet. Itu karena saat memulai toilet traning si adek sudah dalam keadaan siap sehingga prosesnya tidak menghabiskan banyak waktu.
Jadi, buat Bunda yang ada keinginan mau melatih anak menggunakan toilet, coba perhatikan dulu tanda kesiapan anak yang satu ini. Apakah si kecil sering ingin ikut Bunda ke toilet atau penasaran dan suka bertanya-tanya tentang proses buang air kecil dan buang besar di toilet?
Jika iya, Bunda bisa pertimbangkan untuk memulai latihan potty pada si kecil. Bunda juga bisa meningkatkan ketertarikan anak dengan membacakan buku atau nonton video anak yang bertema toilet sembari menjelaskan tentang penggunaan toilet dengan kalimat sederhana yang mudah dipahaminya.
Popok anak tetap kering
Selanjutnya Bunda bisa mengenali tanda kesiapan anak untuk potty training dengan memperhatikan popoknya. Umumnya hingga usia 20 bulan, anak pipis dengan frekuensi yang sering.
Namun, tidak perlu heran ketika mendapati popok yang anak kenakan tetap kering selama berjam-jam. Apalagi jika si kecil terbangun tanpa popok yang basah. Justru Bunda harus antusias karena itu artinya si kecil siap belajar menggunakan toilet.
Anak mengerti istilah yang digunakan ke toilet
Termasuk tanda anak siap memakai toilet ketika ia sudah mengerti kata ‘pipis’, ‘pup’ atau istilah lain yang biasa digunakan saat buang air. Selain itu dia juga sudah bisa membedakan antara buang air kecil dan buang air besar.
Ketika melihat tanda ini artinya anak sudah menunjukkan tanda kesiapan sehingga Bunda bisa segera mengajari anak buang air di toilet secara teratur.
Anak bisa mengutarakan keinginannya untuk buang air
Ketika ingin buang air, anak tidak langsung pipis atau BAB di popoknya tetapi melapor ke Bunda atau menggunakan bahasa tubuhnya seperti terlihat gelisah dan menjepit kedua kaki.
Ini juga merupakan tanda anak siap untuk potty training. Tanda yang cukup jelas, bukan? Jadi, nggak usah ditunda lagi. Segera atur waktu untuk memulai toilet training anak.
Merasa jijik pada popoknya yang kotor
Tanda kesiapan lainnya adalah anak mulai merasa risih dan menunjukkan reaksi jijik pada popoknya sendiri.
Hal ini menandakan si kecil mulai menyadari akan kebersihan tubuh dan tidak suka jika ada bau dan kotoran yang menempel terlalu lama di tubuhnya.
Ketika anak sudah menunjukkan tanda ini berarti dia sudah siap latihan untuk memakai toilet sendiri.
Anak bisa melepas celananya sendiri
Sebaiknya anak memang sudah memiliki kemampuan melepas celananya sendiri sebelum kita mengajarinya menggunakan toilet.
Pasalnya sekali pun pandai menggunakan toilet, si anak bisa saja masih sering ngompol atau BAB di celana karena tidak tahu membukanya. Alhasil latihan yang kita berikan jadi sia-sia dong.
Karena itu pastikan Bunda mengenalkan toilet pada si kecil ketika dia sudah bisa melepas celananya sendiri. Dengan begitu si kecil tidak perlu lagi menunggu orang tua untuk membantunya melepas celana ketika sudah kebelet pipis atau BAB.
Jadwal anak buang air mulai teratur
Ketika anak mulai rutin buang air pada waktu-waktu tertentu setiap harinya, maka itu pertanda anak sudah bisa diajari menggunakan toilet secara mandiri.
Dengan mengetahui pola waktu tersebut Bunda bisa lebih mudah mengantisipasi ketika anak akan buang air. Jadi ketika ‘jadwal’ si kecil untuk buang air tiba Bunda bisa langsung mendudukkannya di toilet.
Ini juga merupakan kesempatan bagus bagi Bunda untuk memulai latihan dan membiasakan si kecil menggunakan toilet secara teratur.
Itu dia tanda-tanda anak yang siap berlatih menggunakan toilet layaknya orang dewasa. Gimana? Apakah si kecil sudah menunjukkan beberapa tanda yang disebutkan di atas? Yuk, segera atur waktu!
Penutup
Toilet training bukan hanya tentang kesiapan orang tua melainkan juga kesiapan anak. Oleh karenanya, ketika Bunda merasa sudah siap ingin melatih si kecil menggunakan toilet, perhatikan juga tanda kesiapannya.
Ketika melihat tanda-tanda tersebut, Bunda dapat mempertimbangkan untuk memulai toilet training. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak berkembang dengan cara dan kecepatan yang berbeda, sehingga Bunda tetap perlu bersabar dan konsisten dalam melatih si kecil menggunakan toilet.
Memberikan dukungan dan pujian selama proses toilet training juga sangat penting agar anak merasa nyaman dan percaya diri dalam menghadapi proses ini. Semoga bermanfaat.
Sekian Jurnal Bunda kali ini.
Ngomongin toilet training jadi keinget sama pengalamanku dengan anak2. Tiap anak beda toilet training-nya. Yang paling susah ya si bungsu. Aduh, sampe 5 tahun pake diapers. Abisnya takut2 dan aku juga kurang telaten. Akhirnya bisa setelah dia mau masuk sekolah. Aku bilangin aja bakalan malu kalo ke sekolah ake diapers. Eh beneran deh mau belajar. Seminggu Lulus deh. Alhamdulillah kalo kakak2nya mah gampang. 2 kakak pertama gak pake diapers. Lebih gampang toilet training-nya. Yang ketiga pake, tapi cuma sebentar.
Poin terakhir syulit huhuhu. Anakku jadwal ke kamar mandi tidak teratur dan kalau dipakaikan celana kadang tetiba pipis dikit. Bukan pipis banyak kayak biasanya. Ada aja yang ke luar dikit dan harus ganti celana. Dia enggak pernah bilang, bilangnya pas lagi pipis banyak. Kadang kalau tiap jam ngajak ke kamar mandi juga lelah, hehe.
Toilet training tuh tantangan bagi ortu yang punya bayi dan balita yaa dibutuhkan kesabaran untuk melatih anak rapi kalau berhasil rasanya puas banget
Tiap anak beda-beda perkembangannya. begitu pula saat toilet training, ada yang cepat bisa, ada juga yang memang lambat memahaminya. tapi kalau tidak di training , nantinya malah akan lebih susah supaya bisa menggunakan toilet.
Belajar lagi bahwa setiap anak memiliki milestone-nya masing-masing.
Sehingga ga ada nilai baku, meski tetap ada batasan usia saat anak siap atau gak siap melakukan habit yang baru.
Sepertinya orang tua butuh kesabaran lebih karena perlu untuk memperhatikan lebih detail prilaku si kecil, apakah memang dia sudah siap atau tidak, tapi bagaimanapun Toilet traning tetap perlu diberikan walaupun si kecil belum siap hanya memang tidak semudah saat si kecil siap.
Dulu Saladin baru berhasil toilet training di usia 3 tahunan😂😂. Sebenernya yg perlu disiapkan juga adalah mental ortunya. Karena ngepel dan nyuci bekas ompolnya tentu capek sekali.
Setujuuu bgt mom.
namapun toilet training pastinya kudu dilakukan dg cinta dan ikhlas ya
toilet training with love ❤️ insyaAllah bikin karakter anak jd baik jugaaa
jangan sampai kita jatuhnya maksain.
sama nih dengan Fawwaz dulu, begitu juga, dia lebih cepat proses TT nya daripada si Kakak meski sebenarnya TTnya Fawwaz sempat mandek sih tapi pas dia sudah benar-benar siap untuk TT, ndak sampe seminggu juga deh kayaknya dia berhasil lulus TT, happynya lagi karena lulus TTnya bersamaan dengan ultahnya jadi kayak semacam kado ultah Fawwaz gitu hihihih
jadi, kesiapan anak untuk TT itu memang hal utama dalam proses TT.
Ada teman yang mulai toilet training anaknya dari sebelum 1 tahun. Tapi memang berproses banget. Awalnya cuma yang pas bangun tidur, langsung dibawa ke kamar mandi untuk pipis meski malam tetap pakai popok. Pas lebih besar mulai rutin ditanya mau pipis/pup nggak. Meski anak awalnya belum paham tapi semacam bagian dari sounding. Ada juga yang memilih pakai celana training biar klo anak ngompol ga lgs berceceran tapi si anak jadi aware celananya basah n minta ganti. Metodenya bisa macam2 tapi memang nggak bisa buru2 ya, n ibunya harus sabar n telaten 💪🏻 hehe
Kebetulan aku juga menjadi pengasuh ponakanku sejak bayi. Kini hampir 2 tahun umurnya. Sepertinya emang sudah bisa mengutarakan keinginannya utk pup, tapi anehnya justru pipis yg sulit dia infokan. Makanya masih pake pampers sampe sekarang.
Wuah buat orangtua, apalagi ilmu banget sih ini buat calon orangtua kedepannya yang kudu peka melihat si kecil nih, terlebih pas lihat popoknya semisal kering ya, pertanda udah mau tuh dia buat toilet training.
Saya lupa dong kapan si Adik toilet trainingnya Lulus, keknya usia 4 tahun deh.
Tapi kalau malam, bahkan sampai sekarang Masih pakai popok, udah gitu percuma pulak, karena dilepas pas tidur.
Tapi Alhamdulillah sih Akhir -akhir ini, udah mulai rutin ga pipis ketika bobok.
Kalau kakaknya malah, belum 2 tahun udah Lulus, tapi dia emang dulunya lebih jijikan ketimbang adiknya sih
Jadi toilet training ini harus memperhatikan kesiapan ibu dan anak ya. Tapi memang sebaiknya toilet training diajarkan sejak dini supaya anak jadi terbiasa dan cepat mandiri.
Toilet training ini prosesyang gak sebentar.
Dan point-point di atas bener-bener bisa menjadi rujukan bahwa seorang anak sudah siap atau belum.
Kalau aku, sebaliknya kak..
Anak pertama lebih cepat toilet training, tapi begitu lahir adeknya, dia kaya lupa dan kembali ke nol. Huhhu.. jadi beneran mengulang dari awal semua prosesnya.