Penting bagi orang tua untuk melatih si kecil menggunakan toilet sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah toilet training.
Seiring bertambahnya usia, ada waktu di mana orang tua harus melepas ketergantungan pemakaian popok pada anak.
Tentu si kecil tidak akan terus-menerus menggunakan popok. Orang tua yang harus mengajari anak buang air besar dan buang air kecil di toilet.
Namun tujuan toilet training bukan semata-mata agar anak mampu menggunakan toilet layaknya orang dewasa melainkan juga merupakan salah satu tahap penting dalam pekembangan anak menuju kemandirian.
Nah, artikel Jurnal Bunda kali ini akan membahas seputar toilet training, mulai dari pengertian, manfaat hingga persiapannya. Simak yuk!
Pengertian Toilet Training
Toilet training adalah proses melatih anak menggunakan toilet untuk buang air kecil dan buang air besar secara mandiri.
Proses ini biasanya dimulai saat anak sudah mulai menunjukkan ketertarikan pada toilet serta mampu mengikuti arahan dan petunjuk yang kita berikan.
Tahapan toilet training sendiri umumnya meliputi pemberian pemahaman pada si kecil terkait kegunaan toilet, mengenalkan anak akan sensasi buang air kecil maupun buang air besar, mengajari anak melepaskan pakaian atau celana dan mengenakannya kembali setelah buang air, membersihkan bagian tubuh sekitar tempat buang air, menyiram toilet dan mencuci tangan.
Tahapannya banyak, ya? Oleh karenanya melatih anak mengenal toilet nggak bisa dilakukan hanya sehari atau dua hari, tetapi bisa sampai berhari-hari.
Kita harus sesuaikan juga dengan kondisi anak. Karena bisa jadi hari ini anak mau patuh mengikuti apa yang sudah kita ajarkan, namun pada hari berikutnya ia menolak untuk buang air di toilet.
Jika seperti itu, kita tetap harus sabar menghadapi si kecil. Jangan memaksa jika ia tidak mau mengikuti instruksi. Ingat, toilet training bukan proses yang instan sehingga tidak perlu terburu-buru mengharapkan hasilnya.
Manfaat Toilet Training pada Anak
Toilet training seringkali menjadi tantangan bagi orang tua karena prosesnya memang tidak mudah. Butuh kesabaran dan konsisten untuk mengajari anak hingga tidak bergantung lagi pada popok.
Karena prosesnya yang cukup menantang sehingga tidak sedikit pula orang tua yang menunda latihan kemandirian yang satu ini. Padahal sebenarnya semakin dini melatih anak menggunakan toilet semakin bagus lho, apalagi jika si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan.
Nah, manfaat yang diulas di bawah ini barangkali bisa memotivasi Bunda untuk semangat mengajari si kecil buang air di toilet. Apa saja manfaatnya? Yuk, kita lihat!
Melatih kemandirian
Bunda harus tahu toilet training memiliki pengaruh yang besar terhadap kemandirian anak. Bahkan bisa dibilang, anak baru dikatakan mandiri ketika ia tidak lagi menggunakan popok dan bisa melakukan hajatnya di toilet secara mandiri.
Itu sebabnya toilet training menjadi salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak karena melalui proses ini anak dilatih dan dibiasakan untuk tidak bergantung lagi pada orang lain, sekali pun itu adalah orang tuanya sendiri.
Terhindar dari ruam popok
Ruam popok merupakan salah satu masalah kulit yang rentan dialami oleh anak yang sehari-hari menggunakan popok.
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk menghindari anak dari ruam popok. Namun tentu akan lebih baik jika orang tua melepas ketergantungan terhadap popok dengan memulai toilet training pada anak.
Ketika anak berhasil lulus toilet training, ia tidak perlu lagi menggunakan popok sehingga akan terbebas dari masalah ruam.
Nah, Buat Bunda yang anaknya mudah terkena ruam akibat popok, bisa mempertimbangkan manfaat toilet training yang satu ini.
Ketergantungan terhadap popok berkurang
Toilet training membantu melepas ketergantungan terhadap popok. Dalam upaya melatih anak agar dapat mengontrol buang air kecil maupun buang air besar secara benar dan teratur, kita akan membiarkannya tidak menggunakan popok.
Jika sebelumnya anak terbiasa menggunakan popok sepanjang waktu, maka pada saat toilet training pospak ini hanya akan ia gunakan pada waktu-waktu tertentu saja. Tergantung bagaimana kita mengatur waktunya. Misalnya pada malam hari menjelang tidur, atau saat hendak membawa anak bepergian.
Dengan demikian, secara bertahap penggunaan popok pada anak akan berkurang hingga akhirnya ketika anak sudah bisa mandiri menggunakan toilet, ia tidak akan lagi bergantung pada popok.
Hemat pengeluaran
Berapa pengeluaran Bunda untuk beli popok setiap bulannya? Lumayan banget, kan? Terlebih jika yang digunakan anak adalah popok sekali pakai.
Nah, dengan memulai toilet training pengeluaran untuk popok akan berkurang seiring dengan bberkurangnya pemakaian popok pada anak. Jadi lebih hemat, bukan?
Mengajarkan kebiasaan bersih
Dalam prosesnya, toilet training tidak hanya melatih anak untuk bisa menggunakan toilet secara mandiri, melainkan secara tidak langsung kita juga sudah melatih anak tentang kebersihan.
Salah satu kebiasaan yang dibangun dalam proses ini adalah mencuci tangan setiap buang air kecil atau buang air besar. Dengan begitu anak akan terbiasa menjaga kebersihan tubuhnya.
Mengurangi sampah yang sulit terurai
Selama anak masih menggunakan popok khususnya popok sekali pakai (pospak), selama itu pula kita ikut terlibat dalam menyumbang sampah yang sulit terurai dan bisa merusak lingkungan.
Kecuali jika Bunda pandai mengolah sampah popok bekas pakai bayi itu menjadi sesuatu yang berguna, tidak langsung membuangnya begitu saja.
Namun tentu akan lebih baik jika kita tidak berkutat lagi dengan sampah popok, bukan?
Setelah mengetahui manfaatnya, gimana? Apa sudah siap mendampingi anak memulai toilet training? Yuk, intip, apa saja persiapan yang diperlukan?
Persiapan Melatih si Kecil Menggunakan Toilet
Melatih anak untuk buang air di toilet bukan sesuatu yang mudah bagi anak maupun orang tua, karena itu proses ini memerlukan persiapan yang matang agar dapat berjalan lancar dan sukses.
Nah, berikut ini adalah beberapa persiapan penting sebelum memulai toilet training anak :
-
Kesiapan orang tua
Sukses atau berhasilnya toilet training sangat bergantung pada peran orang tua. Oleh sebab itu, sebelum memperhatikan kesiapan anak sebaiknya kita sendiri yang lebih dulu mempersiapkan diri.
Pasalnya, toilet training bukan proses yang singkat dan instan. Butuh kesabaran dan konsisten untuk menjalankannya. Ya, jangan harap proses melatih anak menggunakan toilet secara mandiri ini akan berhasil kalau kita sendiri tidak sabaran dan disiplin menjalankannya.
-
Kesiapan Anak
Persiapan selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kesiapan anak. Pertanyaan yang muncul, bagaimana kita bisa tahu anak sudah dalam kondisi siap untuk bisa buang air di toilet secara mandiri? Perhatikan tanda-tanda kesiapannya.
Pastikan anak sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan seperti, menunjukkan rasa ketertarikan atau minatnya terhadap toilet, mampu mengikuti intsruksi sederhana yang kita berikan, sudah bisa berjalan dan duduk dengan baik dan lain sebagainya
-
Siapkan Peralatan yang mendukung
Agar proses mengenalkan toilet pada anak berjalan lancar kita juga perlu nih menyiapkan peralatan yang tepat seperti potty training seat yang sesuai dengan ukuran dan preferensi anak. Jangan lupa, sediakan juga stok pakaian dalam yang mudah dilepas agar anak tidak kesulitan dan dapat dengan cepat menggunakan toilet ketika merasakan sensasi ingin buang air.
-
Siapkan waktu khusus
Mengajarkan anak menggunakam memerlukan waktu yang tidak sebentar dan seperti yang sudah disinggung di atas, prosesnya membutuhkan kesabaran dan kokonsistenan.
Karena itu kita juga harus menyiapkan waktu khusus. Pilih waktu yang tepat untuk memulai toilet training agar kita bisa fokus dalam melatih si kecil, misalnya saat sedang libur agar pasangan kita juga bisa ikut membantu.
Jangan memulai latihan ini ketika kita dalam keadaan sibuk, sedang tidak fit, atau hendak bepergian bersama keluarga dalam waktu yang lama karena itu akan menghambat proses latihan.
Penutup
Ulasan mengenai pengertian, manfaat dan persiapan toilet training di atas semoga bisa membantu Bunda yang hendak memulai proses ini.
Dengan persiapan yang matang dan pemahaman bahwa setiap anak memiliki kemajuan yang berbeda-beda, toilet training dapat menjadi momen belajar yang menyenangkan bagi anak dan orang tua.
Ingatlah, bahwa setiap anak berkembang dengan caranya sendiri, jadi jangan lupa untuk tetap memberikan dukungan dan pujian yang konsisten selama proses ini berlangsung. Semoga bermanfaat.
Sekian Jurnal Bunda kali ini.
Toilet training ini sebenarnya sangat baik untuk mengenal lebih dekat dengan karakter anak karena mengajarkan si kecil akan selalu nemu hal-hal seru, lucu dan dituntut kesabaran.
Perlu sekali toilet training sesuai perkembangan anak
Belum punya anak tapi sering ngurus anak kecil dan artikel ini bermanfaat banget, ada tahap2 yang perlu dilakukan jadi bisa lebih maksimal.
Dulu aku toilet training anakku saat umur 2 thn. Jd sblm tidur disuruh ke toilet dulu. Padahal waktu kita kecil mah gak ada acara bginian ya bun wkwk..
Menyiapkan waktu khusus menurutku paling utama karena dengan anak kecil itu butuh mood yang dijaga supaya apa yg diajarkan bisa dimengerti dengan baik.
Iya, toilet training itu penuh tantangan ya dan harus sabar ortunya jangan memaksakan anak nanti rewel..tapi kalau sudah bisa lepas popok rasanya lega dan lebih irit
Sebagai mama jadul, urusan dengan toilet training ini jadi perjuangan panjang dan melelahkan. Soalnya saya dulu belum kenal sama popok, jadi setiap hari mencuci celana anak lengkap dengan kotorannya, hahaha. Akibatnya, anak-anak dipaksa lebih cepat kenal sama toilet agar emaknya bisa berkurang kerjanya soal nyuci celana dalam ini. Rata-rata anakku, usia 1,5 tahun sudah bisa ke toilet walaupun masih ditunggui untuk dicebok dan dibersihkan tangannya. Mending ditunggui kan daripada cuci celana melulu. Yah, namanya juga emak jadul yang belum atau tak sanggup beli popok, hahaha.
Aku bersyukur dulu punya babysitter yg berhasil bikin anakku lepas popok di usia 1.5 THN. Waktu itu mikirnya popok mereka mahal, mana Krn kulitnya sensitif JD hrs pake yg brand tertentu yg versi premiumnya pula 😅. Akhirnya aku ksh tugas ke babysitter, kalo berhasil cepet bikin anak2 lepas popok, aku ksh bonus 😄. Eh dia berhasil. Seneng jadinya ..
At least pas traveling udh berkurang bgt bawaan popoknya 😄
Aku termasuk ibu yang maju mundur pas mau ngajarin anak toilet training kak. Karena aku lihat dia masih bingung sama tanda-tanda pengen pipis atau BAB. Jadinya sering kecolongan meskipun udah di sounding dan bolak-balik kamar mandi.
Aku semakin tercerahkan mendapati artikel ini, karena kebetulan dirumah aku sedang menerapkan Toilet training pada keponakan ku. Ternyata secara teori dan praktek memang beririsan banget. Tentunya kita harus sabar dan memahami kapasitas anak juga yaa serta selalu mengapresiasi ia atas kerjasama nya dalam menerapkan Toilet training. Semoga bisa lulus maksimal😇🥰
ternyata toilet training tidak semudah yang dibayangkan yaaa…kadang kala anak menunjukkan sikap siap untuk toilet training kadang juga agak seperti ogah2an..harus ada kerjasama dari ornag tua dan anak..apalagi anak kecil harus banyak2 sabarnya sebagai orang tua yaa 🙂
Keingat beberapa video toilet training yang aku lihat. Trus juga berkaca ke 2 ponakan yang dulu dititipkan di rumah haha, kelakuan salah satu ponakan lucu banget. Kudu ngumpet ntah di balik kursi, balik tirai kalo lagi pup. PR toilet trainingnya lebih berat buat kami² dulu. Kudu kompak dan memunculkan rasa nyaman. Tips di atas bagus² banget terutama peralatan mendukung. Karena bikin anak lebih nyaman kan ya.
Yg wajib disiapin saat toilet training adalah mental ortunya sih yaaa. Kadang ada yg capek ngepel bekas ompol dsn akhirnya nyerah, pakein diapers lagi.