Bagaimana cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun? Melatih anak usia dini untuk menggunakan toilet layaknya orang dewasa memang tidak mudah.
Bahkan toilet training menjadi momok bagi sebagian besar orang tua. Tidak dimungkiri, masih banyak orang tua yang sengaja menunda latihan pispot pada si kecil karena ketidaksiapan mereka. Padahal si kecil sebenarnya sudah menunjukan tanda-tanda siap untuk berlatih pispot.
Apalagi pada anak usia 2-4 tahun yang secara umum sudah menunjukkan kematangan fisik dan psikologis.
Pada rentang usia tersebut kemampuan bahasa anak sudah mulai berkembang. Ia mulai dapat mengutarakan apa yang ia inginkan tidak lagi dengan tangisan melainkan dengan kata-kata atau beberapa kalimat. Bahkan ada anak yang sudah mampu berbicara dengan jelas.
Begitu pula dengan kemampuan fisiknya yang semakin matang. Anak usia 2-4 tahun sudah bisa berjalan dan berlari. Tentunya dengan kemampuan tersebut, kita sudah bisa mengajari anak untuk belajar jongkok atau duduk di toilet.
Anak usia 2-4 tahun pun sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol hasrat buang air besar dan buang air kecil.
Sedangkan secara psikologis, anak sudah memiliki keinginan untuk mandiri seperti memilih dan memakai bajunya sendiri atau tidak mau disuapi karena ingin makan sendiri. Termasuk menunjukkan rasa ketidaknyamanannya terhadap kotoran yang ada di popoknya.
Oleh karenanya, jika melihat anak sudah siap potty training dari indikator atau kemampuan yang ia tunjukkan, sebaiknya orang tua jangan menunda lagi. Segera persiapkan diri dan siapkan waktu khusus untuk melatih anak pipis dan pup di toilet.
Nah, tidak perlu bingung mau memulai latihan dari mana karena Jurnal Bunda kali ini akan berbagi tips atau cara melatih toilet training pada usia 2-4 tahun. Simak ulasannya sampai selesai ya!
Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun
Orang tua sebaiknya tidak menunda toilet training anak usia 2-4 tahun karena hal ini berkaitan dengan salah satu tahap perkembangan penting bagi si kecil yaitu kemandirian. Terlebih jika anak sendiri sudah menunjukkan kesiapannya. Maka orang tua juga seharusnya sudah siap untuk melatih anak agar ia bisa menggunakan toilet secara mandiri.
Berikut ini beberapa cara melatih toilet training pada anak usia usia 2-4 tahun yang perlu Bunda ketahui :
Awali dengan persiapan
Tanpa persiapan yang matang proses latihan pispot si kecil bisa saja terhambat atau berhenti di tengah jalan bahkan gagal.
Karena itu sebaiknya sebelum memulai toilet training anak pastikan Bunda sudah mempersiapkan semuanya dengan baik dan matang.
Apa saja yang perlu Bunda siapkan :
Mental yang kuat
Paling pertama yang penting adalah mental. Baik anak maupun orang tua harus siap mental karena selama latihan potty berlangsung pasti ada banyak tantangan yang keduanya hadapi.
Kotoran yang berceceran, anak yang tiba-tiba tidak mau berlatih, cucian yang semakin menumpuk, orang tua yang mulai emosi, dan lain sebagainya.
Apalagi latihan ini memakan waktu yang tidak sebentar dan prosesnya pun tidak instan sehingga orang tua dan anak harus sama-sama memiliki mental yang kuat untuk menghadapi tantangan yang ada agar semua bisa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.
Perlengkapan yang memadai
Selanjutnya yang perlu Bunda persiapkan adalah alat tempur atau perlengkapan yang akan membantu memudahkan Bunda dalam melatih si kecil menggunakan potty atau toilet.
Beberapa perlengkapan penting untuk potty training antara lain :
- Celana dalam biasa, siapkan stok yang banyak dan gunakan pada si kecil selama latihan
- Training pants, siapkan beberapa stok dan gunakan seperlunya, misalnya pada saat anak tidur agar ketika pup atau pipis kotorannya tidak langsung tembus dan mengotori sprei
- Sprei waterproof, agar pipis anak tidak tembus hingga ke kasur, terutama ketika Bunda juga melatih anak tidur malam hari tanpa popok
- Perlak, fungsinya sama seperti sprei waterproof agar ngompol anak tidak tembus ke kasur
- Dudukan toilet atau pispot model jongkok, jika di rumah adanya toilet duduk, cukup belikan dudukan toilet anak atau jika menggunakan toilet jongkok, Bunda bisa sediakan pispot. Kedua alat tersebut dapat membantu anak yang belum terbiasa menggunakan toilet akan merasa lebih nyaman saat buat air. Kendati demikian Bunda harus tetap ingatkan si kecil bahwa pispot atau dudukan toilet hanya akan dipakai sementara sampai tetap harus berlatih sampai bisa dan terbiasa menggunakan toilet tanpa bantuan alat.
Waktu yang tepat
Jangan memulai latihan ketika Bunda sedang sibuk-sibuknya, misal karena ada hajatan atau hendak bepergian bersama keluarga. Jangan juga memulai potty training ketika ada salah satu yang sakit karena itu bisa menghambat proses latihan.
Pilihlah waktu yang tepat, saat Bunda benar-benar bisa meluangkan waktu untuk mendampingi si kecil berlatih menggunakan toilet.
Jika rencana toilet training berdekatan dengan masa liburan Bunda bisa mempertimbangkan waktu tersebut agar si Ayah juga nantinya bisa ikut melatih si kecil.
Itu dia beberapa hal yang perlu Bunda persiapkan sebelum memulai latihan pispot. Dengan persiapan yang matang, toilet training pasti bisa berjalan lancar. Yang penting Bunda jangan pernah menyerah ya!
Kenalkan anak pada toilet atau potty
Salah satu tanda anak siap toilet training adalah menunjukkan minat atau ketertarikannya terhadap toilet. Entah itu dengan sering mengajukan pertanyaan terkait toilet atau suka membuntuti kita ke kamar mandi.
Bunda harus peka dengan Isyarat atau tanda yang anak kirimkan ini agar bisa segera meresponnya dengan baik.
Tentunya ketika anak mulai bertanya-tanya tentang toilet maka itu adalah momen yang tepat untuk mengenalkannya pada tempat di mana seharusnya ia buang air.
Bunda bisa mengenalkan anak pada toilet lewat cerita atau nonton video anak-anak yang bertemakan toilet training. Bisa juga dengan langsung mengajak anak ke toilet sambil menjelaskan kegunaan toilet dengan bahasa yang sederhana dan mudah ia pahami.
Berikan contoh dan ajari anak menggunakan toilet
Anak adalah peniru yang ulung. Anak usia 2-4 tahun memang suka meniru apa yang ia lihat. Seharusnya ini juga bisa jadi kesempatan yang bagus untuk melatih si kecil. Mereka akan lebih mudah mengikuti dan memahami ketika kita memberikan contoh.
Jadi, bukan sekedar mengenalkan toilet lewat kata-kata melainkan juga dengan aktivitas toilet yang kita tunjukkan pada si kecil.
Misalkan ketika kita ingin buang air, biasakan untuk memberitahu si kecil, Bunda mau ke kamar mandi dulu ya, mau pipis atau pup.
Atau ketika mengajari si kecil menggunakan toilet Bunda bisa jelaskan sambil peragakan bagaimana cara duduk atau jongkok di toilet, cara membersihkan diri setelah buang air dan cara menyiram toilet serta mencuci tangan yang benar.
Bunda bisa gunakan bantuan boneka sebagai alat peraga untuk mencontohkan cara menggunakan toilet sekaligus agar menarik perhatian si kecil agar semakin semangat berlatih.
Atur jadwal atau rutinitas toilet
Cara toilet training yang efektif berikutnya adalah Bunda harus membuat jadwal teratur atau rutinitas kapan si kecil menggunakan toilet. Jadwal ini bisa Bunda susun setelah melakukan obervasi terlebih dahulu.
Amati waktu BAB dan BAK anak selama beberapa hari, catat untuk memudahkan Bunda menemukan polanya. Misal, anak biasanya pipis setiap bangun tidur atau setelah menyusu dan makan, dan sering pup di sore hari.
Jangan lupa amati dan catat juga perilaku anak setiap kali mau buang air. Apakah anak menjepit kaki dan tangannya memegang bagian tengah celananya ketika mau pipis? Apakah anak terlihat tidak nyaman setiap mau pup?
Hasil dari observasi ini akan sangat membantu Bunda untuk mengetahui jadwal yang tepat kapan anak harus ke toilet. Nantinya dengan rutinitas toilet setiap hari ini, anak akan terbiasa dan mulai memahami bahwa ketika ingin buang air ia harus menggunakan toilet, bukan pup atau pipis di popok atau celananya.
Buat suasana latihan pispok yang menyenangkan
Latihan pispot adalah hal yang sulit bagi si kecil. Karena itu Bunda harus pandai membuat suasana latihan yang menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani dan malah makin semangat untuk belajar.
Karena anak-anak suka bermain, Bunda bisa melatih si kecil sambil mengajaknya melakukan permainan yang berhubungan dengan toilet.
Salah satu permainan potty training yang bisa Bunda lakukan dengan si kecil adalah game berlomba ke toilet.
Lewat game ini, Bunda bisa mengajari anak cara mencapai dudukan toilet tepat waktu ketika ada sensasi buang air kecil atau besar.
Lakukan game ini saat tiba waktunya anak harus ke toilet atau ketika ia ingin buang air. Caranya dengan mengatakan pada si kecil, “Bunda mau buang air kecil, ayooo siapa yang duluan sampai ke toilet”
Ketika anak melihat Bunda berlari, mereka mungkin langsung tertarik dan akan segera mendatangi Bunda yang lebih dulu tiba di toilet. Peluk si kecil dan biarkan ini menggunakan toilet.
Jangan lupa untuk memuji dan berikan dukungan positif setiap kali anakberhasil buang air di toilet. Bunda juga bisa memberikannya semacam stiker bintang yang nantinya ketika sudah terkumpul banyak (minimal anak berhasil mengumpulkan 10 stiker bintang) maka nantinya bisa ditukar dengan hadiah.
Dengan begitu anak akan termotivasi dan latihan potty akan menjadi hal yang menyenangkan baginya.
Penutup
Demikian cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun. Umumnya anak dengan rentang usia tersebut sudah memiliki kesiapan berlatih potty, sehingga proses melatih mereka bisa berlangsung lebih cepat ketimbang mengajari anak usia 1 tahun yang belum memiliki kemampuan mengontrol hasrat untuk buang air.
Ingat, Bunda harus tetap sabar dan konsisten melatih si kecil karena itu adalah salah satu kunci keberhasilan toilet training. Semoga bermanfaat.
Sekian Jurnal Bunda kali ini