Toilet Training Usia Berapa Dikatakan Berhasil? Cari Tahu Yuk!

Toilet training usia berapa dikatakan berhasil

Toilet training usia berapa dikatakan berhasil? Bunda yang baru menerapkan toilet training pada si kecil mungkin bertanya-tanya, proses latihan ini akan memakan waktu berapa lama atau kapan toilet training terbilang berhasil?

Sebelumnya Jurnal Bunda sudah mengulas tentang kapan waktu yang tepat untuk memulai toilet training? Apakah usia 2 tahun, 3 tahun atau kita sudah bisa menerapkan latihan potty pada anak yang masih berumur 1 tahun?

Nyatanya, umur tidak bisa kita jadikan patokan untuk memulai latihan sebab anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Waktu terbaik untuk memulai potty training yang para ahli sarankan adalah ketika anak sudah siap.

Hal ini bisa kita ketahui dari isyarat atau tanda kesiapan yang anak tunjukkan seperti ia mulai tertarik dengan toilet, bisa mengutarakan keinginannya untuk buang air, memahami instruksi sederhana yang kita berikan, dan lain sebagainya.

Nah, begitupula untuk mengetahui kapan anak terbilang sukses toilet trainingjawabannya bukan berdasarkan umur melainkan dapat kita lihat dari sejauh mana anak bisa menggunakan toilet.

Sukses toilet training usia berapa?

toilet training usia berapa
Gambar : iStock via momjunction.com

Melansir dari paudpedia.kemdikbud.go.id, toilet training dikatakan berhasil ketika anak telah terampil melakukan semua kegiatan buang air dari awal sampai akhir secara mandiri.

Keterampilan tersebut meliputi beberapa hal, yaitu :

  • Anak mampu merasakan atau menyadari dorongan ingin BAB dan BAK
  • Dapat melepas dan mengenakan kembali celananya tanpa bantuan atau dengan sedikit bantuan
  • Bisa menggunakan berbagai fasilitas di toilet seperti duduk atau jongkok di toilet ketika hendak pup atau pipis. Selain itu dapat menggunakan gayung atau menekan tombol flush untuk menyiram kloset setalah buang air
  • Terampil membersihkan tubuh setelah melakukan kegiatan di toilet
  • Bisa mencuci tangan dengan benar setelah buang air

Jadi, kegiatan toilet training tidak hanya sebatas anak dapat melakukan BAB atau BAK di toilet. Akan tetapi keterampilan lain yang berhubungan dengan kegiatan di toilet juga perlu anak kuasai.

Pertanyaannya, kapan anak bisa melakukan semua aktivitas toilet tersebut secara mandiri?

Tentu, dari awal latihan sampai akhirnya anak benar-benar bisa toilet independent membutuhkan proses yang panjang.

Definisi lulus toilet training ala orang tua

Sebenarnya definisi lulus toilet training bagi tiap orang tua beda-beda lho. Ada yang menganggap anaknya sudah lulus latihan potty karena sudah lepas popok even belum bisa cebok sendiri.

Lainnya mengatakan anaknya sudah lulus TT karena kalau siang sudah nggak pakai popok lagi, pakai popoknya cuma pas malam hari saja atau ketika bepergian.

Ada pula yang mengaku anaknya berhasil potty training karena sudah pintar pup atau pipis di kamar mandi meski untuk melepas celananya masih membutuhkan bantuan.

Memang tidak sesuai dengan teori namun tidak salah jika ada orang tua yang beranggapan demikian.

Pasalnya ketika hendak melatih si kecil menggunakan toilet pasti ada target awal yang ingin mereka capai.

Target toilet training yang saya sendiri ingin capai dan juga mungkin bagi sebagian besar orang tua adalah minimal anak sudah bisa lepas popok.

Oleh karenanya saya menganggap kedua anak saya sudah lulus toilet training di usia 2 tahun. Pada usia tersebut Zhaf dan Fath tidak lagi menggunakan popok baik di pagi maupun malam hari.

Mereka sudah bisa pipis dan pup di toilet meski masih membutuhkan bantuan saya untuk melepas dan memakaikan celana, cebok dan menyiram kloset.

Pengalaman anak lulus toilet training usia 2 tahun

Toilet training usia berapa
Gambar : freepik

Saya melatih toilet training pada kedua anak saya, Zhaf dan Fath ketika usai mereka menginjak 2 tahun. Keduanya malah lebih dulu lulus TT daripada lulus ASI lho.

Bahkan saya mulai TT Zhaf, anak pertama sebelum usianya 2 tahun, cuma gagal saat itu karena minim persiapan.

Pas usianya 24 bulan baru deh saya tergerak untuk kembali melatihnya buang air di kamar mandi. Itu pun karena dipaksa oleh keadaan bukan karena anaknya yang mengirim sinyal.

Which is kala itu lagi masa pandemi, suami kena potongan gaji jadi untuk mengamankan keuangan keluarga, budget untuk popok anak terpaksa kami kurangi.

Waktu toilet training Zhaf saya belum tahu tentang tanda anak siap TT, masih minim ilmu dan persiapan juga jadi banyaklah trial and error-nya di sini.

Beda halnya dengan Fath, anak kedua yang sebelum menginjak usia 2 tahun sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap toilet. Dia suka melihat dan ikut kakaknya saat pipis dan pup di toilet.

Nah, kalau Fath ini saya mulai TT bukan karena keadaan terpaksa tapi anaknya memang yang mengirim sinyal atau tanda kalau dia siap berlatih buang air di kamar mandi.

Bahkan salah satu tandanya yang paling bikin saya antusias buat melatih adalah popoknya sering kering dan dia sudah nggak ngompol lagi di malam hari.

Jadi sejak awal mulai TT Fath sudah langsung lepas popok 24 jam dan prosesnya juga terbilang lebih cepat dari TT kakaknya.

Yakni hanya butuh waktu sepekan sampai akhirnya dia nggak ngompol lagi di celana dan bisa bilang keinginannya kalau mau pipis atau pup.

Nah, definisi lulus TT ala saya adalah ketika anak berhasil lepas popok. Alhamdulillaah Zhaf dan Fath sudah nggak bergantung lagi sama popok sejak usianya 2 tahun.

Kendati demikian proses latihan pispot pada keduanya belum berakhir sampai mereka benar-benar bisa menggunakan toilet tanpa bantuan saya dan ayahnya lagi.

Kunci sukses toilet training

Zhaf akhirnya baru mencapai target akhir toilet independent baru-baru ini saat usianya sudah menginjak 5 tahun dan telah duduk di bangku TK kelas A.

Sementara Fath, di usianya yang 4 tahun saat ini sudah semakin terampil juga menggunakan toilet, hanya saja masih butuh bantuan kalau pup.

Well, berdasarkan pengalaman di atas, saya ingin sedikit berbagi tips atau kunci agar anak cepat lulus toilet training :

Tetapkan target awal

Pertama, sebelum melatih anak menggunakan toilet, tetapkan dulu tujuan atau target yang ingin Bunda capai.

Apakah agar anak bisa lepas popok sepenuhnya, atau paling tidak di rumah sudah nggak pakai popok lagi? Apakah minimal anak sudah nggak ngompol dan pup di celana lagi dan bisa menggunakan toilet meski masih membutuhkan bantuan Bunda?

Target awal yang Bunda tentukan inilah yang akan menjadi patokan untuk menentukan berhasil atau tidaknya latihan potty yang Bunda terapkan pada si kecil.

Nah, kalau sudah berhasil tetap ingat bahwa ini baru langkah awal. Masih ada PR buat Bunda ke depannya jadi jangan dulu berpuas diri sampai anak benar-benar melakukan semua aktivitas toilet sendiri.

At least, kalau target awal ini sudah terpenuhi, proses latihan selanjutnya bisa lebih ringan. Jadi yang penting fokus dulu sama target awal yang Bunda ingin capai ketika melatih anak menggunakan toilet.

Persiapan harus matang

Selanjutnya, pastikan Bunda memulai toilet training anak dalam keadaan siap. Baik Bunda maupun anak harus sama-sama siap.

Potty training adalah latihan yang berat bagi si kecil dan juga akan sangat menguji kesabaran orang tua. Jadi, akan sulit untuk mencapai kesuksesan toilet training jika tidak Bunda awali dengan persiapan yang matang.

Keberhasilan toilet training juga sangat bergantung pada kesiapan anak. Melatih anak yang belum menunjukkan tanda kesiapan akan lebih lama prosesnya ketimbang anak yang memang sudah menunjukkan tanda kalau dia siap.

Sabar dan konsisten

Lagi-lagi, kunci sukses toilet training anak tidak lepas dari peran orang tua selaku pelatih maupun pendamping.

Bunda harus sabar melatih si kecil. Memang hari-hari pertama membiarkan anak tanpa pospak terasa berat karena kotorannya berceceran di mana-mana dan cucian semakin menggunung.

Namanya anak baru belajar tentu ia tidak langsung mahir menggunakan toilet. Kecelakaan ngompol atau pup di celana itu adalah hal yang wajar dan tidak harus Bunda respon dengan emosi yang meluap.

Ingat cara toilet training yang efektif. Tetap ajari anak menggunakan toilet dengan lembut, jangan memaksa apalagi sampai memarahi si kecil.

Jangan pula memberikan hukuman ketika dia masih suka ngompol atau pup di celana tetapi pujilah anak setiap kali dia berhasil buang air di toilet.

Lalukan latihan potty ini selama beberapa hari secara konsisten dan Bunda akan segera melihat hasilnya.

Penutup

Demikian ulasan mengenai toilet training usia berapa dikatakan berhasil. Ada anak yang usia 3 tahun sudah mahir menggunakan toilet, namun ada juga anak usia 4 tahun yang belum bisa lepas popok secara penuh.

Oleh karenanya, usia tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menilai berhasil atau tidaknya latihan potty. Keberhasilan toilet training berkaitan dengan sejauh mana keterampilan anak menggunakan toilet secara mandiri.

Nah, untuk sampai pada target akhir di mana anak bisa melakukan semua aktivitas toilet sendiri membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang cukup lama.

Karena itu orang tua harus tetap sabar dan konsisten mendampingi si kecil melewati tahap penting dalam perkembangannya ini yaitu untuk menuju kemandirian.

Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran bagi Bunda yang saat ini sedang melatih si kecil agar bisa buang air di toilet dengan benar dan teratur.

Sekian Jurnal Bunda hari ini

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

1 Comment

  1. Ngomongin toilet training jadi keinget sama pengalamanku dengan anak2. Tiap anak beda toilet training-nya. Yang paling susah ya si bungsu. Aduh, sampe 5 tahun pake diapers. Abisnya takut2 dan aku juga kurang telaten. Akhirnya bisa setelah dia mau masuk sekolah. Aku bilangin aja bakalan malu kalo ke sekolah ake diapers. Eh beneran deh mau belajar. Seminggu Lulus deh. Alhamdulillah kalo kakak2nya mah gampang. 2 kakak pertama gak pake diapers. Lebih gampang toilet training-nya. Yang ketiga pake, tapi cuma sebentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *