Menjalani ibadah puasa saat pandemi tentu bukan hal yang mudah. Banyak yang mengeluh dengan kondisi pandemi yang entah kapan berakhir namun tidak sedikit pula yang bisa mengambil hikmah dari merebaknya COVID-19.
Ah, saya masih terngiang dengan ramadan dua tahun lalu. Ketika pertama kalinya pandemi datang dan mengacaukan segalanya.
Rencana untuk melewati ramadan di kampung kelahiran bersama orang tua dan saudara seketika batal. Ada rasa kecewa dan merutuk keadaan.
Namun apa yang bisa dilakukan? Semua orang mengalami nasib serupa. Virus corona yang merebak begitu cepat membuat pemerintah membatasi semua aktivitas di luar rumah.
Semua orang dianjurkan untuk stay at home Work from home dan pembelajaran daring pun mulai diterapkan. Termasuk ketika ramadan datang, mesjid-mesjid sepi karena pemerintah melarang adanya kegiatan beribadah di masjid guna menekan angka penyebaran virus corona.
Sungguh, bagi saya dan mungkin bagi semua umat muslim itu adalah ramadan yang sangat menyedihkan. Tak ada acara buka puasa bersama, tak ada pula tarawih berjamaah di masjid.
Lantas, hanya karena merasa kehilangan nuansa ramadan yang hangat dan penuh silaturahmi saya sempat tidak bersemangat menyambut bulan nan penuh berkah ini.
Padahal ramadan tetaplah ramadan. Ada atau tidaknya pandemi, ramadan akan tetap datang dengan kemuliaan dan keberkahannya. Maka sudah seharusnya ia disambut dengan penuh suka cita.
Lagipula pandemi memang membatasi gerak kita di luar rumah namun tidak menghalangi kita untuk beribadah kan?
Apalagi “ujian” ini datang ketika dunia sudah sangat maju dengan kecanggihan teknologinya.
Sehingga meski tinggal di rumah saja, kita masih bisa bebas beraktivitas dengan mengandalkan gawai dan jaringan internet. Masih bisa bekerja dan belajar dari rumah, belanja online, silaturahmi online dan lain sebagainya.
Coba deh bayangin, misal pandemi melanda saat dunia belum secanggih sekarang? maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.
So far, masih ada hikmah yang tetap bisa kita petik dari menjalani puasa saat pandemi.
Hikmah puasa saat pandemi
Bersyukur, kondisi pandemi di ramadan 1443H tidak separah dua tahun sebelumnya sehingga kita sudah diperbolehkan untuk menghidupkan bulan suci penuh berkah ini dengan berkegiatan di mesjid.
Meski demikian protokol kesehatan harus tetap kita jalankan karena ramadan kali ini kita masih berada dalam suasana pandemi yang belum benar-benar berakhir.
Dua tahun pandemi COVID-19 adalah masa yang berat bagi kita semua. Namun jika ingin flashback berikut ini beberapa hikmah pandemi saat ramadan ;
Lebih fokus beribadah
Sebelum pandemi, biasanya kita memiliki agenda yang padat di bulan Ramadan, mulai dari puasa hari pertama hingga menjelang lebaran. Bahkan mungkin lebih banyak waktu yang kita habiskan di luar ketimbang di dalam rumah.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab seseorang kehilangan fokus dalam beribadah. Sebenarnya tidak masalah kalau aktivitas yang dilakukan itu bernilai ibadah.
Seperti ikut kajian, menyiapkan makanan untuk orang berbuka, bagi-bagi takjil dengan niat bersedekah, dan lain sebagainya.
Tapi kalau cuma kumpul-kumpul doang, tujuannya buat reuni sambil bukber tapi selama menunggu waktu berbuka diisi dengan omongin aib teman lain yang tidak hadir, apakah termasuk ibadah. Aktivitas seperti ini yang justru bikin ibadah puasa kita jadi makruh?
Nah, ketika pandemi datang, semua aktivitas di luar rumah dibatasi. Di satu sisi memang kita tidak bebas berkegiatan di luar rumah, namun di sisi lain justru dengan adanya anjuran tinggal di rumah saja menjadi momen yang tepat bagi kita agar dapat lebih fokus beribadah.
Apalagi mengingat kemuliaan ramadan itu sendiri. Dimana semua ibadah yang kita lakukan di bulan penuh berkah ini pasti dilipatgandakan pahalanya.
Lebih banyak waktu berkumpul bersama keluarga
Masa pandemi juga menjadi momen yang tepat untuk semakin dekat dengan keluarga. Terutama bagi seorang ayah yang sehari-hari memiliki seabreg aktivitas di luar rumah sehingga tidak memiliki banyak waktu membersamai anak-anak di rumah.
Begitu pula dengan seorang ibu yang bekerja di ranah publik. Kesibukan di kantor membuatnya harus rela mengorbankan waktu berharga bersama si kecil
Nah, kehadiran pandemi memaksa kita untuk tidak terlalu sering beraktivitas di luar rumah.
Bahkan sekalipun keadaan saat ini sudah semakin membaik, rumah tetap menjadi tempat berlindung yang paling aman dan nyaman untuk terhindar dari virus.
Ya, memang membosankan tinggal di rumah saja dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun hikmahnya itu tadi. Kita dapat menghabiskan lebih banyak waktu bareng keluarga tercinta.
Terlebih di bulan ramadan, dimana sahur dan buka puasa serta beribadah lainnya akan terasa jauh lebih nikmat dilewati bersama suami dan anak-anak.
Lebih peduli terhadap sesama
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia telah mengubah banyak hal dari kehidupan manusia. Banyak pula sektor yang terkena dampak dari virus yang pertama kali mewabah di Wuhan ini.
Salah satu sektor yang terkena dampak paling parah adalah ekonomi. Ada yang kena PHK, ada yang gajinya dipotong, penghasilan menurun, semakin susah mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya.
Ya, tidak sedikit orang yang mengalami kesusahan di masa pandemi. Bersyukurlah kita yang masih diberi kelancaran rezeki. Maka lagi-lagi pandemi adalah momen yang tepat untuk saling berbagi kepada sesama.
Apalagi di bulan puasa. Kepedulian kita terhadap orang yang mengalami kesusahan justru menjadi hikmah yang luar biasa.
Karena hakikatnya kita sama sekali tidak kekurangan apapun ketika berbagi atau bersedekah kepada orang yang membutuhkan, sebaliknya Allah akan semakin melancarkan rezeki dan melipatgandakan pahala kita.
Lebih menjaga kesehatan tubuh
Sebelum pandemi mungkin kita tidak terlalu menjaga kesehatan tubuh. Hal kecil dan sederhana seperti mencuci tangan pun sering kita abaikan.
Namun semenjak COVID-19 merebak banyak orang yang mulai mengubah gaya hidupnya dengan menjadi lebih aware terhadap kesehatan.
Berkaitan dengan hal ini, menjalani puasa ramadan saat pandemi tentu membawa dampak yang positif. Pasalnya berdasarkan beberapa penelitian puasa dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Imunitas meningkat
Hikmah berpuasa saat pandemi berikutnya adalah dapat menjaga bahkan meningkatkan imunitas tubuh.
Agar tidak mudah terpapar virus kita memang dianjurkan untuk menjaga imunitas tubuh. Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan agar imunitas tubuh tetap kuat. Mulai dari makan makanan bergizi, olahraga teratur hingga istirahat yang cukup.
Nah, kabar baiknya melakukan aktivitas puasa juga termasuk salah satu cara menjaga daya tahan tubuh. Seperti yang dilansir oleh orami.com mengutip penjelasan Khaleej Times bahwa puasa dianggap baik untuk kesehatan karena aktivitas ini membantu detoksifikasi tubuh dari segala virus.
Selain itu, puasa juga bermanfaat untuk meregenerasi sel sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemungkinan terinfeksi virus dan penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh lain.
Penutup
Di satu sisi pandemi COVID-19 memberi dampak negatif dalam kehidupan manusia, namun di sisi lain tetap ada hikmah yang bisa kita petik dari ujian ini.
Menjalani bulan puasa dengan kondisi dimana kita dipaksa untuk beradaptasi dengan kenormalan baru memang tidak mudah.
Namun kita sudah berhasil melewati dua kali puasa saat pandemi. Semakin ke sini kita juga sudah mulai terbiasa hidup berdampingan dengan COVID-19.
Maka bukan tidak mungkin ramadan kali ini dan ke depannya bisa kita jalani dengan lebih ringan. Walau tidak menutup kemungkinan masih banyak tantangan lain yang menanti di depan sana.
But whatever, yang penting tetap jaga kesehatan, patuhi prokes dan tetap semangat yang menjalani ibadah puasa.
Sekian ulasan mengenai hikmah puasa saat pandemi. Sampai ketemu di jurnal bunda berikutnya.
Salam hangat,
[…] usia dini memang belum dikenakan kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa. Namun tidak ada salahnya mengajarinya dari […]