Ruam Popok: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

Ruam popok, penyebab, gejala dan cara mengatasi

Ruam popok atau diaper rash adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada kulit bayi akibat penggunaan popok yang lembab. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya kemerahan pada area kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan popok seperti lipatan paha, bokong dan alat kelamin.

Sebagian besar bayi yang menggunakan popok baik popok sekali pakai (pospak) maupun popok kain (clodi) pernah mengalami ruam popok. Penyebabnya karena berbagai hal namun paling umum terjadi lantaran kulit bayi terlalu lama terpapar dengan urin dan feses saat menggunakan popok.

Ruam ini sebenarnya bukan masalah yang serius namun tidak bisa dianggap sepele karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada si kecil sehingga akan membuatnya rewel. Apalagi jika dibiarkan begitu saja bisa saja menjadi parah dan butuh penanganan dokter.

Nah, Jurnal Bunda kali ini akan mengulas seputar ruam popok. Apa saja penyebabnya, gejala dan bagaimana cara mengatasinya? Simak sampai selesai ya!

Penyebab Ruam Popok

Penyebab ruam popok

Si kecil yang belum toilet training atau masih bergantung dengan penggunaan popok memang rentan mengalami diaper rash. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab munculnya iritasi pada area kulit bayi yang tertutupi popok. Berikut ini beberapa penyebab ruam popok yang perlu Bunda ketahui :

Kontak terlalu lama dengan kotoran

Ruam popok paling sering terjadi akibat kulit bayi terlalu lama kontak dengan urine dan feses. Hal ini karena orang tua tidak mengganti popok bayi secara berkala sehingga membuatnya lembab. Urin dan feses menumpuk di popok itulah yang kemudian memicu ruam bahkan bisa meningkatkan munculnya risiko infeksi.

Memiliki kulit sensitif

Ruam yang muncul pada bagian tubuh yang tertutupi popok juga kerap terjadi pada anak yang memiliki jenis kulit sensitif. Termasuk si kecil yang punya masalah kulit seperti eksim atau dermatitis atopik.

Selain itu, bayi dengan kondisi kulit yang sedang berkembang juga memiliki kulit yang lebih sensitif sehingga rentan pula terserang ruam ini.

Terjadi gesekan karena popok terlalu ketat

Penggunanaan popok yang terlalu ketat atau tidak sesuai dengan ukuran si kecil bisa menyebabkan terjadinya gesekan.

Gesekan antara popok dan kulit si kecil yang terus menerus ini juga bisa menimbulkan ruam kemerahan. Bahkan bisa saja terjadi iritasi kulit bayi dan luka lecet.

Pengaruh jenis makanan baru

Tahukah Bunda, penyebab ruam popok juga bisa timbul akibat jenis makanan baru yang si kecil konsumsi. Mengapa bisa demikian?

Berdasarkan penjelasan dari Halodoc, hal ini karena struktur feses serta frekuensi buang air besar si kecil akan berubah, terutama saat ia mulai mengonsumsi makanan padat atau MPASI.

Sedangkan jika si bayi mengalami ruam saat masih mengonsumsi ASI atau susu formula, maka kemungkinan penyebab ruamnya berasal dari makanan yang Bunda konsumsi.

Infeksi bakteri dan jamur

Akibat penggunaan popok yang terlalu lama, kulit bokong, lipatan paha dan alat kelamin akan memiliki kondisi yang lebih lembab. Apalagi dengan adanya tumpukan kotoran baik feses maupun urin.

Hal ini menyebabkan area yang tertutupi popok bayi tersebut mudah mengalami infeksi bakteri dan jamur sehingga terjadilah ruam.

Iritasi akibat penggunaan produk perawatan kulit bayi

Bunda juga patut waspada dengan berbagai produk perawatan kulit bayi seperti sabun, tisu basah, bedak maupun minyak telon yang dibalurkan ke area popok.

Pasalnya tidak semua produk tersebut aman dan cocok untuk si kecil. Karena itu Bunda harus jeli saat membeli skincare anak. Pastikan Bunda memilih produk perawatan berbahan natural dan mengandung formula yang aman sehingga bayi bisa terhindari dari risiko ruam atau iritasi.

Menggunakan antibiotik

Perlu Bunda ketahui bahwa konsumsi obat antibiotik yang tidak sesuai anjuran dokter bisa membunuh bakteri baik yang ada di kulit bayi.

Padahal bakteri tersebut berguna untuk mencegah pertumbuhan jamur. Oleh karenanya, jika bakteri baik mati maka bayi justru akan lebih berisiko mengalami ruam popok akibat infeksi jamur.

Hal ini juga berlaku untuk ibu menyusui yang mengonsumsi antibiotik. Bayi yang disusuinya juga lebih berisiko mengalami ruam popok.

Gejala diaper rash

Bagi Bunda yang baru berpengalaman mengasuh bayi, mungkin belum begitu mengenali tanda-tanda si kecil yang mengalami ruam pada area popok. Apa saja sih gejala ruam yang muncul akibat pemakaian popok?

Nah, gejala utama diaper rash adalah timbulnya ruam dan bintik-bintik merah pada area tubuh yang bersentuhan dengan popok, seperti lipatan paha, alat kelamin, dan bokong. Selain itu, ruam merah tersebut akan tampak bengkak dan terasa hangat saat disentuh.

Gejala ruam seperti itu masih tergolong ringan. Namun pada pada kasus yang lebih parah, diaper rash dapat menimbulkan kulit bersisik, mengelupas, kulit terasa gatal, hingga luka lepuh.

Kondisi tersebut akan membuat bayi menjadi lebih rewel, terutama setelah BAB, BAK, maupun ketika Bunda sedang mengganti popok karena bayi pastinya akan merasa perih dan tidak nyaman.

Jika kondisinya sudah demikian, Bunda harus segera mencari cara untuk mengatasinya.

Cara mengatasi iritasi kulit pada bayi

Umumnya masalah kulit pada area popok dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan dari dokter. Karena itu, Bunda bisa mengatasinya secara mandiri di rumah.

Penanganan ruam popok yang paling utama adalah menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering. Pastikan Bunda menjaga sirkulasi udara tetap baik di area pemakaian popok si kecil.

Periksa dan ganti popok anak secara rutin. Pastikan mencuci tangan setiap kali hendak mengganti dan memakaikan popok pada bayi. Hindari popok yang berukuran kecil atau terlalu ketat dan sekali-kali biarkan si kecil tidak menggunakan popok karena kulitnya yang ada di area popok pun butuh “bernapas”.

Selain itu, Bunda bisa memberikan salep ruam popok untuk membantu mengatasi gejalanya.

Beberapa salep atau krim diaper rash yang direkomendasikan dokter adalah salep yang mengandung zinc oxide, salep yang mengandung kortikosteroid potensi ringan, seperti hidrokortison untuk mengurangi iritasi, gatal, dan pembengkakan pada kulit serta krim anti jamur untuk menghambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan ruam popok.

Itu dia beberapa cara mengatasi ruam popok yang bisa Bunda terapkan secara mandiri

Penutup

Ruam popok merupakan gangguan kulit yang umum terjadi pada bayi karena penggunaan popok yang terlalu sering dan lembab.

Ruam ini sebenarnya bukan hal yang membahayakan. Kendati demikian, iritasi yang terjadi pada kulit bayi di sekitaran area popok ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pasalnya ruam yang dialami si kecil akan membuatnya merasa tidak nyaman dan menjadi lebih rewel. Karena itu, jika mendapati si kecil mengalami iritasi, segera lakukan cara mengatasinya seperti yang sudah Jurmal Bunda ulas di atas.

Bunda juga bisa pertimbangkan untuk memulai toilet training anak jika ia sudah menunjukkan tanda kesiapan. Dengan begitu Bunda dapat mulai meminimalisir penggunaan popok.

Nah, jika akhirnya anak berhasil toilet training maka ia akan sepenuhnya terbebas dari ruam popok karena tidak lagi menggunakan popok.

Sekian Jurnal Bunda hari ini. Semoga bermanfaat.

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *