Anak saya hanya memiliki sedikit mainan dibanding mainan yang dimiliki sepupu maupun teman-temannya di kompleks. Dari anak pertama saya memang nggak terobsesi membelikan anak banyak mainan. Beli ya seadanya saja, kadang-kadang.
Makanya mainan anak-anak di rumah nggak banyak. Hanya sekeranjang kecil. Itu pun sudah ada yang rusak dan hilang. Upst!
Nah, baru setelah lahir anak ketiga ini muncul niatan ingin rutin membelikan anak-anak mainan baru tiap bulannya, biar mainan mereka terus bertambah dan menjadi banyak.
Namun belum sempat niatan tersebut terealisasi, saya menemukan artikel tentang Nikita Willy yang rupanya jarang membeli mainan baru sehingga anaknya hanya memiliki sedikit mainan.
Artikel tersebut jelas menarik perhatian saya. Artis sekelas Nikita Willy lho. Dengan kekayaan yang ia miliki, tentu bukan hal mustahil bagi Nikita untuk membelikan Issa segudang mainan, berapapun harganya. Namun itu tidak ia lakukan. Kenapa?
Well, sejak menjadi Ibu, pola asuh Nikita Willy memang kerap menarik perhatian publik.
Ada yang pro dengan gaya pengasuhannya, ada juga yang kontra. Namun apapun parenting yang diterapkan Nikita tentu memiliki dampak positif untuk tumbuh kembang anaknya. Termasuk yang akan kita ulas ini.
Yup, ternyata sedikit mainan memiliki banyak manfaat lho, Bun. Apa saja manfaatnya? Akan saya bahas setelah memaparkan beberapa alasan mengapa orang tua sebenarnya tidak perlu memberikan anak banyak mainan.
Alasan Tidak Perlu Membelikan Anak Banyak Mainan
Sebenarnya hal ini tergantung dari orang tua masing-masing sih. Karena toh tidak ada larangan bagi orang tua yang ingin membelikan banyak mainan untuk anaknya.
Mengingat dunia anak-anak adalah bermain sehingga memberikan anak mainan merupakan salah satu cara yang sering dilakukan orang tua untuk menyenangkan si kecil.
Membelikan anak mainan juga bukan sesuatu yang salah, karena kehadiran mainan tidak hanya membuat anak gembira melainkan juga dapat mendukung tumbuh kembangnya. Terlebih jika yang kita belikan adalah mainan edukatif.
Namun yang jadi pertanyaan, apakah dengan memiliki banyak mainan anak lebih bisa optimal tumbuh kembangnya? Apakah anak memang harus memiliki banyak mainan?
Alasan yang saya kemukakan di bawah ini mungkin bisa jadi bahan pertimbangan :
Anak mudah bosan
Kejadian ini bukan cuma sekali dua kali. Tapi berkali-kali. Anak merengek sampai tantrum minta dibelikan mainan. Hati ayah dan bundanya pun luluh.
Dibelikanlah mainan tersebut dengan ekspektasi mainan itu bakal sering dimaini. Tapi kenyataannya apa? Baru beberapa menit, mainannya dianggurin. Dibiarkan berserakan begitu saja di lantai. Besok-besok sudah nggak disentuh lagi. Huaa, ya ampun.
Apa cuma anak saya ya yang kalau dibelikan mainan baru, maininnya sebentar doang? Abis itu bosan, ckck. Oh tentu tidak dong. Blogger Depok yang suka curhat di blognya dan ibu-ibu lain juga pasti mengalami hal serupa, kan?
Nggak buang-buang uang
Sebenarnya saya sering kali merasa menyesal membelikan anak mainan. Bagaimana tidak? Selain anaknya mudah bosan, mainannya juga nggak ada yang awet. Ditambah lagi Bundanya nggak pandai merawat *eh.
Bayangkan, baru dibelikan eh hari itu juga rusak. Dibelikan lagi mainan baru, beberapa hari kemudian sudah lenyap entah kemana. Apa ya namanya ini kalau bukan buang-buang uang?
Walau mainannya seharga 20ribuan mis tapi tetap saja itu dibelinya pakai uang bukan daun. Jadi kalau baru beli dan sudah langsung rusak atau hilang ya apa gunanya? Hiks.
Kalau gitu kan sayang ya uangnya. Mending dialihkan buat tabungan anak atau belanja kebutuhan lainnya dibanding buat beli mainan yang tidak tahan lama.
Menghindari stres dan marah-marah
Salah satu penyebab seorang ibu rentan stres dan mengalami mommy burn out karena pekerjaan rumah yang seperti nggak ada habis-habisnya. Termasuk urusan membersihkan dan merapikan rumah.
Kalau punya anak kecil di rumah ya pasti rumah akan selalu berantakan. Semua mainan dihamburin di lantai. Padahal yang dimaini cuma beberapa item. Kebiasaan anak saya kayak gini nih. Kayaknya nggak puas mereka kalau nggak keluarin semuan mainannya.
Nah, yang bikin gemes itu kalau sudah main dibiarkan begitu saja. Padahal sudah diajari dan diingatkan berkali-kali. Setelah main rapikan ya Kak. Habis main simpan kembali mainan di keranjang ya, Dek.
Jawabnya iya, tapi eh tapi ujung-ujungnya Bundanya kudu marah-marah dulu baru mereka mau beres-beres. Atau kalau mereka ‘kabur’ ya terpaksa Bundanya turun tangan lagi. Membereskan semuanya sendirian.
Nah, alasan yang satu ini bisa banget jadi solusi buat Bunda yang nggak pengen stres dan marah-marah efek capek bereskan mainan hari-hari.
Dengan berkurangnya mainan anak otomatis yang perlu dibereskan juga berkurang. Sambil diajari anak merapikan mainannya sendiri.
Peran orang tua lebih utama
Sebanyak dan semahal apapun mainan yang kita belikan untuk anak tidak akan menggantikan peran orang tua. Benar nggak?
Tanpa kita sadari, anak-anak juga membutuhkan kehadiran kita lho Bund. Mereka senang dibelikan mainan tapi pasti akan lebih senang jika orang tuanya mau menemaninya bermain.
Bahkan mungkin mereka lebih senang bisa bermain dengan orang tuanya dibanding bermain sendiri dengan mainannya.
Jadi reminder nih Bund termasuk buat emak-emak lifestyle blogger seperti saya, apalah artinya anak punya banyak mainan tapi orang tuanya nggak punya waktu untuk bermain bersamanya?
Sedikit mainan pun punya banyak manfaat
Nah, ini dia yang akan kita bahas lebih lanjut. Tidak mesti punya banyak mainan, karena mainan yang sedikit pun bisa memberikan seabreg manfaat untuk si kecil. Tentunya juga dapat menunjang tumbuh kembang anak.
Dilansir dari motherandbeyond.id, menurut penelitian di University of Toledo, Ohio, AS, jumlah mainan yang banyak tidak berarti akan membantu proses tumbuh kembang anak secara optimal. Para peneliti tersebut malah menemukan fakta bahwa anak akan jadi jauh lebih kreatif saat memiliki lebih sedikit mainan.
Jadi, Bunda nggak harus membelikan anak mainan yang banyak. Karena manfaat mainan tidak bergantung pada kuantitas.
Manfaat Anak Memiliki Sedikit Mainan
Faktanya jumlah mainan yang sedikit ternyata bisa memberi lebih banyak manfaat pada anak.
Berikut beberapa manfaat yang diperoleh si kecil saat ia memiliki lebih sedikit mainan. Apa saja manfaatnya?
Anak belajar lebih kreatif
Terlalu banyak mainan akan menghalangi anak untuk mengembangkan imajinasinya sehingga ia cenderung tidak kreatif.
Dua orang petugas kesehatan masyarakat di Jerman pernah melakukan percobaan pada anak-anak di sebuah TK. Mereka menyimpan semua mainan anak-anak TK tersebut selama 3 bulan. Awalnya, anak-anak merasa bosan. Namun kemudian mereka mulai menjadi kreatif. Mereka mulai menggunakan apa yang ada di sekitar mereka untuk menciptakan permainan dan menggunakan imajinasi dalam bermain
Anak tidak mudah bosan
Jumlah mainan yang terbatas justru membuat anak bisa lebih menghargainya. Sebaliknya, anak yang punya banyak mainan akan cepat merasa bosan dengan suatu mainan karena ia punya banyak mainan yang menunggu untuk dimainkan, sehingga rentang perhatiannya juga pendek. Jadi, dengan lebih sedikit mainan, Si Kecil akan lebih lama memainkannya dan akan lebih mengapresiasi mainan tersebut.
Anak belajar merawat mainannya
Ketika anak punya terlalu banyak mainan, ia jadi kurang peduli pada mainannya dan tidak mau merawatnya, karena ia punya banyak mainan sebagai gantinya jika mainannya rusak. Sebaliknya, jika mainan anak sedikit, Si Kecil akan menghargai mainannya dan berusaha untuk merawatnya agar tidak cepat rusak.
Itu dia beberapa manfaat memiliki sedikit mainan bagi si kecil. Sekian Jurnal Bunda hari ini. Semoga bermanfaat.