Paket Internet Cepat Dukung Pola Asuh Anak yang Lebih Baik

Paket internet cepat dukung pola asuh anak

Perjalanan saya menjadi ibu tidak terlepas dari Paket Internet Cepat. Dari kehamilan anak pertama hingga kini telah dikaruniai tiga buah hati.

So, di jurnal kali ini saya ingin sedikit sharing bagaimana Paket Internet Cepat dapat membantu saya memperbaiki pola parenting tahun sebelumnya menjadi lebih baik lagi. Simak yuk!

Mengasuh satu anak saja berat apalagi tiga dengan jarak dekat pula. Satu bayi dan dua toddler yang super aktif. Kebayang dong rempongnya?

Awalnya saya memang ragu. Bisa nggak saya mengasuh tiga anak tanpa bantuan ART. Kayak nggak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Namun setelah dijalani, alhamdulillah saya dapat bertahan sejauh ini.

Apalagi karena ada dukungan dari Paket Internet Cepat yang memudahkan saya mengakses berbagai informasi seputar pengasuhan. Termasuk untuk tetap terhubung dengan suami saat di kantor.

Komunikasi lancar dengan pola asuh anak
Ini lagi bahas si bungsu di hari pertamanya makan. Padahal baru setahunan gak berkutat dengan per-MPASI-an tapi udah banyak yang dilupa termasuk jadwal makan anak (kirain pagi dan sore hari saja, wkwk). Untung ada paket internet cepat jadi mudah cari informasi atau referensi tentang MPASI

Yap, suami di sela-sela kesibukannya bekerja biasa masih sempat mengirimi pesan sekadar menanyakan kabar saya dan anak-anak di rumah, apakah sudah makan, sedang apa sekarang atau menanggapi keluh kesah saya terkait kelakuan anak yang menggemaskan dan bikin keki, hehe.

Bentuk perhatian yang kecil tapi bermakna. Setidaknya saya tidak merasa sendirian mengasuh anak-anak saat suami tidak sedang berada di rumah.

Sepulang dari kantor pun suami dengan senang hati menjalani perannya sebagai ayah, ikut mengurusi anak-anak sementara saya lanjut berkutat dengan pekerjaan domestik lainnya.

Nah, ini juga satu hal yang saya syukuri. Suami cukup koperatif dalam masalah pengasuhan anak. Dan memang sudah semestinya begitu, kan?

Parenting bukan hanya tentang ibu dan anak tetapi juga ayah”

Ketika suami ikut berperan dalam mengasuh anak, saya tidak menganggap bahwa itu adalah suatu bentuk bantuan. Bagi saya, mengasuh anak adalah tugas bersama, bukan tugas ibu semata. Ayah juga memiliki tugas yang sama yaitu memberikan pengasuhan di luar kewajibannya mencari nafkah.

Pola Asuh Anak yang Diterapkan dalam Keluarga

Pola asuh anak merupakan kebutuhan dasar anak yang wajib dipenuhi orang tua. Apapun pola asuh yang kita terapkan inilah yang akan berdampak pada karakter anak di kemudian hari.

Berdasarkan penjelasan yang saya dapatkan dari laman klikdokter.com, dalam dunia psikologi, pola asuh anak ini terbagi menjadi empat jenis yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh demokrasi dan pola asuh abai.

Kebanyakan orang tua akan mengadopsi salah satu dari keempat pola asuh tersebut yang tampak lebih dominan.

Untuk lebih jelasnya kita bahas dulu ya.

4 jenis pola asuh anak dalam keluarga

Pola Asuh Otoriter

Sesuai dengan namanya, pada pola asuh ini, orang tua yang menjadi pemegang kekuasaan atau biasa kita kenal dengan istilah otoriter.

Pola asuh otoriter umumnya memiliki karakteristik kaku, tegas, memaksakan kehendak atau sering menerapkan hukuman jika tidak sesuai aturan atau kemauan orang tua.

Pola asuh ini dapat membentuk seorang anak dengan karakter disiplin dan patuh. Namun di sisi lain anak dapat tumbuh dengan karakter tidak berani membuat keputusan sendiri, mudah meledak-ledak, sulit menjalin hubungan interpersonal yang baik, serta cenderung menjadi pribadi yang otoriter.

Pola Asuh Permisif

Pola asuh yang satu ini merupakan kebalikan dari pola asuh otoriter. Pada pola asuh permisif, orang tua cenderung memanjakan anak atau mengikuti semua kemauan anak bahkan sekalipun itu negatif serta tidak memberikan hukuman jika anak berbuat salah.

Dengan perhatian dan interaksi yang baik, pola asuh ini memang dapat menjadikan orang tua sebagai seorang teman baik bagi anak.

Anak juga dapat tumbuh kreatif karena orang tua memberikannya kebebasan mengekspresikan diri dalam berbagai hal.

Sayangnya, pola asuh ini tidak lepas dari efek negatif yaitu membuat anak menjadi tidak disiplin dan berperilaku agresif terutama bila keinginannya tidak dipenuhi.

Pola Asuh Demokratis

Inilah pola asuh yang ideal dimana orang tua tidak begitu mengekang dan tidak terlalu memberikan kebebasan kepada anak.

Pada pola asuh ini, orang tua akan mengarahkan anak secara rasional yakni memberikan batasan dan konsekuensi yang konsisten ketika batasan tersebut dilanggar.

Adapun konsekuensi tersebut dijelaskan sejak awal penentuan dan telah sepakati juga oleh anak.

Disamping itu, orang tua akan memberikan pujian atau apresiasi ketika anak mendapatkan prestasi.

Dengan terjalinnya komunikasi yang baik pada penerapan pola asuh ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang jujur, patuh, dan disiplin.

Pola asuh demokratis juga menjadikan anak memiliki kepribadian yang seimbang, mandiri dalam mengambil keputusan, disiplin, memiliki rasa percaya diri serta tumbuh kreatif dan bahagia secara psikologis.

Pola Asuh Abai

Terakhir ada pola asuh abai atau cuek yaitu pola asuh yang cenderung membiarkan anak berkembang dengan sendirinya sehingga minim keterlibatan orang tua.

Peran orang tua pada pola asuh ini hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik dasar anak seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Sementara kebutuhan psikologis dan emosional yang dibutuhkan anak tidak dipenuhi.

Akibatnya, anak yang tumbuh dengan pola asuh abai tidak mampu mengontrol emosi, sulit menjalin relasi dan komunikasi, memiliki kepercayaan diri rendah hingga berdampak pula kepada nilai akademisnya.

Nah, biasanya orang tua yang menerapkan pola asuh ini adalah mereka yang terlalu sibuk bekerja, mengalami kehimpitan ekonomi, bermasalah dengan kesehatan mental dan lain sebagainya.

Itu dia 4 pola asuh yang sering diterapkan dalam keluarga. Kira-kira pola asuh mana yang dominan diterapkan di keluarga Bunda?

Pola Parenting 2022 yang Ingin Diperbaiki

Berdasarkan 4 jenis pola asuh yang disebutkan di atas saya menyadari bahwa ternyata selama ini saya cenderung menerapkan pola asuh otoriter. Menurun dari pola asuh orang tua saya dulu yang lumayan tegas mendidik anak-anaknya saat masih kecil.

Sedangkan suami, sebaliknya. Dia cenderung memanjakan anak-anak. Pantas kami sering berselisih. Saya agak tegas dan maunya anak disiplin dengan aturan yang saya tetapkan sedangkan suami lebih membebaskan anak melakukan apapun yang mereka mau. Termasuk bermain gawai melebihi batas waktu yang disepakati.

Alhasil anak saya terutama si sulung ini tumbuh menjadi anak yang jika ada keinginannya selalu ingin dituruti. Jika tidak, dia akan meledak-ledak dan paling susah diatur.

Si adik nomor dua juga mulai ikut-ikutan.
Belum lagi mereka berdua sering bertengkar berebut mainan. Kalau sudah begitu si adik akan menangis. Kakaknya ditegur ikutan nangis kejer. Jadilah rumah ramai dengan tangisan.

Sungguh hari-hari menghadapi pertengkaran duo toddler ini juga cukup menguras tenaga dan emosi, wkwk.

Belum lagi saya merasa mereka ikut terpapar pola asuh abai, meski tidak dominan. Hal ini lantaran selain bekerja sebagai ibu rumah tangga saya juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai freelance (blogger dan konten kreator).

Kerapkali pekerjaan ini menyita waktu saya sehingga kebersamaan atau waktu berkualitas bersama anak-anak pun berkurang.

Masalahnya, saya belum bisa mengatur waktu dengan baik. Apalagi semenjak kehadiran anak ketiga Agustus 2022 lalu, fokus saya lebih kepada si bungsu. Akhirnya kakak-kakaknya jadi kurang mendapat perhatian dari bundanya.

Saya menyadari sejauh ini saya memang masih punya banyak kekurangan dalam mengasuh anak-anak. Karena itu sampai saat ini masih terus belajar dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dari pola asuh yang saya terapkan sebelumnya.

Pola asuh 2022 yang ingin diperbaiki

So far, pola asuh otoriter dan permisif yang saya dan suami terapkan ke anak-anak inilah yang ingin saya perbaiki di 2023.

Saya akan mengkomunikasikan masalah ini bersama suami agar kami bisa menyelaraskan tujuan dan sama-sama menerapkan pola asuh yang ideal yaitu pola asuh demokratis.

Tentu dengan harapan di 2023 ini kami bisa memberikan pola asuh yang tepat dan lebih baik lagi untuk anak-anak.

Karena itu ada beberapa hal terkait pola asuh yang akan menjadi fokus saya tahun ini yaitu meningkatkan bonding dengan anak-anak dimana saya ingin hadir sepenuhnya dalam kehidupan mereka dan lebih meluaskan lagi kesabaran dalam menghadapi anak-anak dengan tingkah lakunya yang berbagai rupa.

Mengingat tahun kemarin saya belum bisa mengatur waktu dengan baik antara kerjaan rumah tangga dan kerjaan sebagai freelance sehingga yang juga menjadi fokus utama saya di 2023 ini adalah memperbaiki managemen waktu agar bisa memaksimalkan peran saya sebagai ibu.

Dan tidak lupa satu hal lagi yang penting yaitu belajar ilmu parenting, karena saya percaya pola pengasuhan ideal itu tidak akan tercapai jika tidak dibarengi dengan pengetahuan seputar parenting itu sendiri.

Wujudkan Pola Parenting Ideal 2023 dengan Dukungan Paket Internet Cepat IndiHome

Paket internet cepat dari IndiHome

Tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Karena itu kita sendiri yang harus mencari tempat untuk belajar. Apalagi belajar menjadi orang tua itu tidak ada batasannya, butuh seumur hidup.

Bersyukurlah kita yang menjadi orang tua di era digitalisasi ini, karena untuk belajar ilmu parenting bisa kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Cukup dengan mengandalkan Paket Internet Cepat dari IndiHome.

Tentunya koneksi internet IndiHome yang stabil ini dapat mendukung saya dalam merealisasikan pola parenting ideal yang ingin saya terapkan tahun ini. Bahkan bisa membantu saya untuk bisa tetap berdaya dan produktif dari rumah.

IndiHome yang merupakan bagian dari Telkom Indonesia merupakan provider internet rumah yang menyediakan berbagai paket sesuai kebutuhan kita.

Tak hanya menyediakan Internet Rumah, IndiHome juga hadir dengan Telepon Rumah dan TV Interaktif (IndiHome TV) dengan beragam pilihan paket. Mulai dari yang Paket Promo, Paket 3P (internet+TV+phone), Paket 2P (Internet+TV), hingga paket 1P (internet).

Saat ini, jaringan IndiHome sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan Internet yang lebih baik bagi masyarakat.

Manfaat Paket Internet cepat dari IndiHome ini benar-benar terasa karena aktivitas tanpa batas yang saya jalani sebagai orang tua tidak terlepas dari internet, mulai dari mengakses informasi seputar pengasuhan, meng-upgrade skill dengan mengikuti seminar-seminar parenting online hingga berkomunikasi dengan suami saat tidak berada di rumah, termasuk juga dengan orang tua dan keluarga di kampung.

Penutup

Demikianlah sedikit cerita bagaimana kehadiran Paket Internet Cepat dapat mendukung saya dalam memberikan pola parenting yang lebih baik lagi ke anak-anak saya.

Yuk, Bunda manfaatkan juga Paket Internet Cepat  di keluarga untuk belajar parenting agar bisa memberikan pengasuhan terbaik untuk anak-anak kita sehingga mereka nantinya bisa tumbuh dengan kepribadian yang baik dan memiliki karakter positif.

Kepribadian dan karakter anak di masa depan merupakan cerminan dari pola asuh yang diterapkan orang tuanya.

Semoga ada yang bisa dipetik dari apa yang saya bagikan di atas. Sekian Jurnal Bunda kali ini.

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

25 Comments

  1. Bener banget. Aku nih, udah jadi ibu selama 22 tahun pun tetap aja sering ngerasa blank. Abisnya ya tiap anak beda sifat, beda pula tanganinya. Punya anak yang masih kecil lagi, bikin aku ngerasa kayak ibu baru. Untungnya sekarang mah gampang nyari solusi. Dengan internet cepat ini ya. Alhamdulillah, di rumah udah pake Indihome.

  2. Kehadiran internet cepat memang sangat membantu sekali sih, akupun juga selalu belajar pengasuhan melalui internet.

  3. Wah, sama Mbak. Saya pun merasakan saat ini pola asuh saya cenderung otoriter, meski kadang saat introspeksi jadi sadar untuk sedikit demi sedikit berubah menjadi pola asuh demokrasi.
    Internet memang membantu banget dengan segala informasi dunia parenting ya. Semangat Mbak.

  4. Saya juga sering nonton Youtube tentang parenting anak. Beruntung banget sekarang tuh akses internet mudah buat dapat akses infi ky gitu.

  5. Palupi says:

    Mba hebat banget bisa mengasuh tiga anak tanpa art. Aku dua aja rasanya masyaa Allah kayak kehabisan waktu. Apalagi tiga. Semangat terus ya mbak kita belajar jd orang tua.

  6. orang tua saya kayaknya pakai parenting permisif dan demokratis mba. Ah ya sekarang parenting memang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Untungnya sekarang bisa belajar dari internet ya pakai koneksi cepat kayak IndiHome.

  7. Berkat dukungan IndiHome orangtua dapat mencari banyak informasi soal pola asuh anak yang terbaik yang bisa dilakukan, sehingga pastinya dengan pola asuh yang tepat anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan yang seharusnya

  8. Wahyu Eko says:

    Gara gara internet jadi tau nih cara pola asuh yg bemar untuk diterapkan pada keluarga kecil kelak.. Yg pasti pola asuh demokratis yg paling baik

  9. dengan ada internet, orang tua dan anak bisa jadi belajar dan cari tau bareng-bareng. jadi inget dulu jaman aku sekolah kalau udah gatau yo mentok XD

  10. Bersyukur sekarang hidup di zaman internet udah semaju ini. Jadi orang tua baru nggak terlalu kebingungan karena ada banyak ilmu parenting yang bisa dipelajari dari internet

  11. Beruntung saat ini kita hidup dengan jaringan internet yang stabil dengan banyak paket internet cepatnya sehingga bisa mengakses apapun informasi yang kita butuhkan, termasuk ilmu parenting yang sangat penting ditimba ilmunya untuk membersamai pengasuhan sang buah hati

  12. Parenting bukan hanya tentang anak dan ibu, tapi juga ayah. Ini benar banget, bahkan peran ayah sangat penting dalam pengasuhan. Saya baru tahu saat mengikuti kelas intensif fathering, dan bersukur adanya paket internet cepat menjadikan proses belajar beberapa bulan menjadi lancar

  13. Saya pernah merasakan pola asuh otoriter tapi berkat mertua anak saya merasakan pola asuh permisif. Tentu masing-masing ada plus minusnya sih.

  14. Alhamdulillah ya, Mbak. Sekarang semua lebih mudah dengan adanya internet, terutama internet cepat dari IndiHome.
    Saya pun lebih suka cari ilmu dan ikut kajian via online karena waktunya lebih fleksibel.

  15. Wahyuindah says:

    Ilmu pengasuhan anak itu mahal harganya ya bund. Ayah juga harus belajar agar bisa mendidik anak dengan baik. Semua bisa didapatkan lewat internet sekarang dan komunikasi semakin lancar

  16. kalau internet lancar, mau belajar apa aja jadi gampang termasuk parenting yang ilmunya terus berkembang. Dengan internet kita bisa mencari banyak pengetahuan dan mengakses ilmu baru yang aplikatif sepanjang hari

  17. Tentu ortu kudu jalankan pola asuh yg apik ya
    Dan kompak antara bpk dan Ibu.
    Semangatt utk kita semua

  18. Dari 4 pola asuh di atas, Pola Demokrasi memang paling bagus ya, Mbak. Karena bagaimana pun, segala sesuatu, termasuk pola asuh, harus ada aturannya. Jadi anak tetap ada patokna batasan-batasan apa yang dilakukan, karena sudah tahu konsekuensinya.

  19. Sekarang sekolah atau nyari ilmu nggak harus di sekolah bisa di rumah asal ada internet yang lancar ya

  20. Penting ya untuk bisa menyamakan pola asuh antara ayah dan ibu biar anaknya nggak bingung saat berhadapan dengan orang tuanya. Aku sendiri juga masih banyak yang perlu dibenahi nih mbak dari pola asuh di rumah. Semoga kita termasuk yang tidak pernah berhenti belajar ya untuk menjadi orang tua

  21. Rugi banget ya jaman sekarang koneksi internet ga digunakan buat belajar ilmu parenting. Tentunya dimana baik ibu maupun ayah harus terlibat

  22. Akhir-akhir ini sering dengar tentang diskusi parenting anak di internet, semogaa aja nanti pas punya anak bisa diterapin ilmunya

  23. Paket internet cepat dari IndiHome ini membantu kita untuk memiliki pola suh yang tepat ya mbak

  24. Pola asuh ini yang memberikan warna dan membentuk karakter sang anak, sehingga sebagai orangtua hendaknya terus belajar dan menuntut ilmu parenting dari sumber yang terpercaya.

    Sejak ada internet cepat, alhamdulillah..
    Belajar dengan “guru” secara virtual dan menerapkannya sesuai dengan value keluarga masing-masing.

  25. Fenni Bungsu says:

    Semangat selalu kak Siska. Benar kak, ndak ada sekolah khusus jadi orangtua. Tetapi berkat internet, Alhamdulillah lewat artikel kakak ini daku jadi dapat insight sebagai calon orangtua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *