Cara Mengajarkan Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun

Toilet training pada anak usia 1-3 tahun

Ingin menerapkan toilet training pada anak usia 1-3 tahun? Tentu Bunda perlu mengetahui terlebih dahulu cara mengajarkan anak menggunakan toilet dengan tepat. Termasuk mengetahui kesalahan yang biasa terjadi pada latihan potty si kecil.

Dengan begitu setidaknya Bunda bisa mempersiapkan toilet training si kecil dengan lebih baik sehingga proses latihan pun bisa berjalan lancar.

Waktu terbaik mengajarkan toilet training 

Bunda mungkin bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk memulai toilet training? Apakah harus menunggu sampai anak sudah pandai bicara dan bisa mengutarakan keinginannya untuk buang air atau bisa memulai latihan sedini mungkin.

Sebenarnya tidak ada usia yang pasti untuk memulai potty training, karena latihan ini adalah tentang kesiapan anak dan juga orang tua.

Ketika anak sudah menunjukkan tanda kesiapan berlatih pispot dan Bunda pun sudah siap mengajarinya, maka itulah waktu yang tepat untuk memulai toilet training.

Menurut IDAI, kesiapan anak untuk berlatih pispot bisa dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang secara umum mulai muncul pada usia 18 bulan – 2,5 tahun.

Anak yang siap toilet training akan menunjukkan beberapa tanda atau isyarat sebagai berikut :

  • Menunjukkan rasa tertarik terhadap kamar mandi atau toilet, seperti suka mengikuti orang tua ke kamar mandi
  • Mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak
  • Menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak
  • Bisa berjalan dan duduk dengan baik.
  • Menyampaikan rasa ingin buang air kecil atau besar
  • Bisa melepas dan mengenakan celananya sendiri

Nah, jika anak Bunda yang berusia 1-3 tahun sudah menunjukkan beberapa isyarat di atas maka itu artinya Bunda sudah bisa memulai mengajari si kecil buang air di toilet.

Cara mengajari toilet training pada anak usia 1-3 tahun

Toilet training pada anak usia 1-3 tahun

Seperti halnya cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun, berikut beberapa langkah mengajari si kecil yang berusia 1-3 tahun :

Persiapkan si kecil

Langkah pertama yang perlu Bunda lakukan adalah mempersiapkan si kecil agar ia bisa lebih siap saat latihan potty berlangsung.

Persiapan yang dimaksud di sini adalah dengan mengajari si kecil istilah-istilah sederhana yang biasa digunakan untuk buang air seperti pup atau pipis.

Kenalkan juga anak pada toilet dengan cara yang menarik dan menyenangkan seperti membacakan buku cerita bergambar atau mengajaknya nonton serial anak bertemakan toilet. Bisa juga kenalkan lewat lagu-lagu yang liriknya berhubungan dengan aktivitas di toilet.

Begitu pula ketika anak sudah menunjukkan minat dengan sering mengikuti Bunda ke kamar mandi. Jangan sampai melarangnya tapi jadikan itu sebagai kesempatan yang bagus untuk menjelaskan ke anak terkait kegunaan toilet.

Dengan begitu akan menimbulkan rasa penasaran dan antusias si kecil sehingga  ia bisa termotivasi dan bersemangat untuk berlatih.

Buat rutinitas ke toilet

Langkah selanjutnya adalah buat jadwal teratur ke toilet untuk si kecil. Agar memudahkan, Bunda sebaiknya lakukan observasi lebih dulu.

Anak yang menunjukkan kesiapan biasanya memiliki pola buang air yang mulai teratur. Amati dan catat kapan anak biasanya BAB dan BAK. Amati juga bagaimana perilaku anak setiap ingin buang air.

Hasil dari observasi itulah yang Bisa Bunda jadikan acuan untuk membawa anak ke toilet. Misalnya setiap bangun pagi atau setelah anak makan dan minum banyak cairan. Atau ketika anak tampak kebelet seperti dengan menyilangkan kakinya.

Tujuan dari rutinitas ini adalah membiasakan anak untuk buang air kecil dan besar di tempat yang tepat yaitu toilet atau kamar mandi. Lama-lama anak pun akan paham bahwa ketika ia ingin pup atau pipis, ia harus ke toilet bukan malah buang air di popok atau celananya.

Ajari cara penggunaan toilet dengan bahasa yang mudah anak pahami

Anak usia 1-3 tahun yang siap berlatih pispot umumnya sudah mulai memahami instruksi sederhana yang kita berikan. Karena itu sebisa mungkin ketika mengajari anak gunakanlah kata-kata atau kalimat sederhana yang bisa si kecil pahami.

Mengajari pun tidak cukup dengan kata-kata namun Bunda juga harus memberikan contoh.  Peragakan bagaimana cara duduk atau jongkok di di toilet, contohkan cara membersihkan diri dan menyiram toilet hingga mencuci tangan dengan benar.

Apresiasi si kecil setiap berhasil buang air di toilet

Selama latihan, wajar jika terjadi kecelakaan di mana anak masih ngompol atau pup di celananya. Jadi, jangan sampai memarahi si kecil. Tetap sabar dan ingatkan anak bahwa ketika ingin buang air ia harus ke toilet.

Sebaliknya, ketika anak berhasil buang air kecil atau besar di toilet Bunda harus mengapresiasi walau sebatas dengan memberikan pujian. Hal itu akan membuat anak senang dan membuatnya semangat untuk terus berlatih.

Kesalahan toilet training yang harus Bunda hindari

Setelah mengetahui cara mengajari toilet training pada anak usia 1-3 tahu, Bunda juga harus menghindari kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi pada saat latihan potty, di antaranya :

Memaksa anak yang belum siap toilet training

Ingat, waktu terbaik untuk menerapkan latihan pispot pada anak adalah ketika ia sudah siap.

Oleh karenanya, mengajari anak yang belum siap toilet training adalah sebuah kesalahan. Mengingat latihan ini bukan proses yang mudah bagi si kecil maupun orang tua.

Apalagi jika diterapkan ketika anak belum siap. Justru akan semakin menyulitkan karena anak belum dapat mengendalikan keinginan untuk buang air dan melakukannya sendiri.

Memulai tanpa persiapan

Kesalahan toilet training selanjutnya adalah memulai tanpa persiapan sama sekali.

Ketika memutuskan memulai potty training artinya Bunda harus siap dengan berbagai kerempongan yang akan terjadi.

Misal, harus rutin bawa anak ke toilet tiap bangun pagi atau setelah makan, rajin membersihkan tempat ompol anak dan berkutat dengan cucian yang lebih banyak setiap harinya.

Ya, proses ini memerlukan komitmen dan banyak waktu sehingga Bunda harus siap dengan semua itu.

Jika sedari awal tidak siap, maka Bunda pasti akan mudah menyerah hingga memakaikan kembali popok pada si kecil.

Hal ini justru akan membingungkan anak dan membuat proses toilet training menjadi lebih lama.

Memarahi anak karena “kecelakaan”

Termasuk kesalahan toilet training adalah memarahi anak ketika ngompol atau pup di celana. Padahal terjadinya “kecelakaan” tersebut merupakan hal yang wajar.

Memarahi anak hanya akan membuatnya merasa takut dan tidak mau berlatih. Dampaknya pun dapat membuat tujuan toilet training semakin sulit tercapai.

Membiarkan anak menggunakan popok pada momen tertentu

Satu lagi kesalahan toilet training yang wajib orang tua hindari yaitu membiarkan anak memakai popok pada momen-momen tertentu. Seperti ketika ada acara di luar rumah atau hendak bepergian.

Padahal sebenarnya saat beraktivitas di rumah anak sudah tidak menggunakan popok.

Nah, ketika Bunda membiarkan anak memakai popok lagi, hal ini akan membuatnya bingung dan bukan tidak mungkin ia akan kembali bergantung lagi pada popok.

Oleh karena itu, menjaga konsisten pada saat latihan potty sangatlah penting. Sekali pun mungkin maksudnya untuk mengantisipasi “kebocoran” saat di luar rumah.

Namun, pengalaman saya pribadi, anak yang sudah diajari pup dan pipis di toilet biasa akan mengutarakan keinginannya untuk buang air sekalipun ia mengenakan popok.

Jadi seharusnya momen-momen tertentu itu janganlah jadikan sebagai alasan agar anak perlu menggunakan popok lagi. Toh, tidak ada salahnya menaruh kepercayaan pada si kecil, bukan?

Penutup

Demikian ulasan mengenai cara mengajarkan toilet training pada anak usia 1-3 tahun beserta kesalahan-kesalahan yang perlu Bunda hindari saat melatih si kecil menggunakan toilet.

Dari awal latihan hingga toilet training dikatakan berhasil memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama sehingga memang proses ini tidak mudah dilewati.

Namun dengan kesabaran dan konsisten  Bunda dalam melatih si kecil, keberhasilan toilet training anak akan tercapai. Jadi, jangan patah semangat ya, Bun.

Sekian Jurnal Bunda hari ini

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *