Toilet Training Umur Berapa? Ini Waktu yang Tepat untuk Memulai

Toilet training umur berapa

Toilet Training umur berapa yang tepat untuk memulainya? Apakah harus menunggu anak sampai bisa berjalan dan bicara dulu atau bisa dilakukan sedini mungkin?

Banyak orang tua yang masih kebingungan menentukan waktu yang tepat untuk melatih si kecil menggunakan toilet secara benar dan teratur.

Nah, artikel Jurnal Bunda kali ini akan mengulas kapan waktu yang pas untuk memulai potty training. Semoga bisa memberikan jawaban untuk Bunda yang mssih bertanya-tanya sebaiknya si kecil belajar toilet training umur berapa?

Toilet Training Umur Berapa?

Melatih anak menggunakan toilet secara mandiri memang penting, namun sebelum memulai ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan. Salah satunya adalah tentang kesiapan anak. Apakah anak sudah siap atau belum?

Menurut Alo Dokter, setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, sehingga usia tidak bisa dijadikan patokan anak siap menjalani toilet training. 

IDAI juga mengemukakan pendapat yang serupa, bahwa tidak ada usia yang pasti untuk memulai toilet training pada seorang anak.

Sedangkan menurut Mayo Clinic keberhasilan toilet training bergantung pada pencapaian fisik, perkembangan, dan perilaku anak, bukan usia.

Dari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan bahwa waktu terbaik untuk menerapkan toilet training anak ditentukan bukan berdasarkan usia melainkan kesiapan si kecil.

Kesiapan tersebut dapat orang tua lihat dari kematangan fisik dan psikologis anak yang secara umum mulai muncul pada usia 18 bulan-24 bulan.

Waktu memulai toilet training

Banyak anak yang  mulai menunjukkan tanda-tanda siap untuk latihan pispot pada rentang waktu tersebut. Kendati demikian, ada pula yang mungkin belum siap sampai mereka berusia 3 tahun.

Karena itu Bunda tidak perlu terburu-buru melatih si kecil. Sebaiknya tunggu hingga anak benar-benar siap secara fisik dan mental.

Kenapa harus menunggu anak siap?

Toilet training yang Jurnal Bunda bahas ini berbeda dengan toilet training bayi atau tatur yang untuk memulainya tidak perlu menunggu anak siap.

Bunda bahkan bisa memulai tatur atau elimination communication (EC) sejak si kecil masih newborn. Namun sebenarnya ada banyak ahli yang tidak menyarankan toilet training pada bayi karena bisa menyulitkkan orang tua, terutama new parents.

Satu sisi, saya sebenarnya tertarik dengan metode tatur yang bisa melepas ketergantungan terhadap popok sejak dini.

Namun penerapannya tentu tidak mudah bagi ibu yang baru melahirkan, apalagi tanpa dukungan suami dan keluarga.

Para ahli justru menyarankan pelatihan toilet harus dimulai ketika anak sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan.

Tentu, kita ingin latihan pispot si kecil berjalan baik dan lancar. Namun hal tersebut akan sulit terjadi ketika anak belum siap, bahkan akan membutuhkan waktu latihan yang lebih lama.

Jika Bunda mencoba melatih si kecil yang belum siap, kemungkinan besar akan banyak drama yang terjadi.

Anak yang kondisinya tidak siap, belum  memiliki kemampuan untuk mengontrol otot usus dan kandung kemih. Seperti pada anak di bawah 12 bulan yang memang belum memiliki kendali atas buang air kecil atau buang air besar

Selain itu, anak juga belum memiliki kemampuan verbal yang baik sehingga akan sulit diajak untuk berinteraksi termasuk belum bisa memahami perintah atau larangan orang tua, sekali pun itu berupa instruksi sederhana.

Bisa bayangkan, jika Bunda mulai melatih si kecil menggunakan toilet dengan kondisi demikian? Apa yang bakal terjadi?

Bunda pasti akan kewalahan karena melatih potty pada anak yang tidak siap bisa menguras lebih banyak waktu, tenaga dan pikiran.

Padahal toilet training seharusnya bisa menjadi proses belajar-mengajar yang menyenangkan bagi si kecil dan orang tua. Namun, apabila diterapkan dalam kondisi yang tidak siap hanya akan menjadi beban bagi keduanya.

Bagaimana cara mengetahui anak siap potty training?

toilet training anak

Untuk mengetahui kesiapan anak berlatih menggunakan pispot, orang tua bisa perhatikan tanda-tanda yang si kecil tunjukkan.

Nah, biar memudahkan sekaligus memastikan anak sudah siap atau belum, Bunda bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut ini terlebih dahulu :

Amati perilaku anak dan coba tanyakan pada diri sendiri.

  • Apakah anak tampak tertarik untuk menggunakan toilet, suka mengikuti kita ke kamar mandi atau ingin mengenakan pakaian dalam yang cocok untuk anak besar?
  • Apakah anak sudah bisa berjalan dan duduk di toilet?
  • Apakah anak sudah bisa melepas dan memakai celananya sendiri?
  • Apakah popok anak tetap kering sekali pun sudah ia pakai selama 2 jam?
  • Apakah anak bisa memahami dan mengikuti perintah sederhana yang kita berikan?
  • Apakah anak sudah bisa mengutarakan keinginannya untuk buang air?
  • Apakah anak bisa mengucapkan kata atau istilah yang biasa digunakan ke toilet seperti “pup” atau “pipis”?

Jika sebagian besar jawaban dari beberapa pertanyaan di atas adalah “ya”, itu artinya si kecil sudah siap berlatih pispot.

Sebaliknya, jika jawaban yang mendominasi adalah “tidak” maka sebaiknya Bunda menunggu sembari tetap memberikan stimulasi agar anak bisa memenuhi indikator atau kemampuan yang dibutuhkan dalam toilet training.

Beberapa dikator tersebut antara lain :

  • Kemampuan untuk mengontrol keinginan buang air
  • Kemampuan verbal yang baik
  • Kemampuan memahami instruksi sederhana
  • Kemampuan berjalan dan duduk atau jongkok di toilet

Tentunya, selain kesiapan anak, kesiapan orang juga penting. Rencanakan latihan ini sebaik mungkin. Pastikan Bunda mencurahkan waktu dan tenaga agar bisa konsisten selama proses latihan potty  berlangsung.

Penutup

Toilet training atau pelatihan buang air kecil dan buang air besar merupakan proses yang penting dalam perkembangan anak. Namun perlu Bunda pahami bahwa perkembangan setiap anak berbeda.

Oleh karenanya, waktu terbaik memulai toilet training bukan dilihat dari usia melainkan kesiapan si kecil. Tidak ada usia yang pasti untuk memulainya. Namun secara umum tanda-tanda anak siap berlatih pispot muncul pada usia 18 bulan – 24 bulan.

Bunda bisa mengetahui kesiapan anak dengan memperhatikan tanda-tanda yang ia tunjukkan.

Tanda anak siap toilet training meliputi kemampuan anak untuk mengerti instruksi sederhana dan memiliki kemampuan verbal yanhg baik, menunjukkan minat pada toilet, menunjukkan bahwa ia bisa mengontrol keinginan untuk buang air.

Jika tanda-tanda kesiapan itu sudah nampak, segera rencanakan dan luangkan waktu serta tenaga Bunda untuk mendampingi anak berlatih secara konsisten hingga ia bisa mandiri menggunakan toilet.

Pastikan memulai toilet training ketika Bunda dan anak dalam keadaan siap, tanpa tekanan atau paksaan.

Jangan lupa berikan pujian dan dorongan positif kepada anak setiap kali ia berhasil menggunakan toilet.

Tetap ingat bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda, karena itu tidak perlu membandingkan si kecil dengan anak lain yang lebih dulu berhasil lepas popok.

Toilet training memang tidak mudah dan membutuh waktu yang tidak sebentar, karena itu yang terpenting selama proses ini adalah orang tua bisa tetap bersabar dan melatih anak secara konsisten hingga akhirnya ia dapat terampil menggunakan toilet secara mandiri.

Semoga informasi ini bermanfaat. Sekian Jurnal Bunda hari ini.

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *