Toilet Training untuk Anak TK yang Perlu Bunda Ketahui

Toilet training untuk anak TK

Toilet training untuk anak TK, bagaimana melatihnya? Saya sebenarnya sempat worry saat pertama kali melepas anak sulung saya untuk masuk TK pada Juli 2023 lalu.

Pasalnya, meski Zhaf sudah bisa BAB dan BAK di toilet namun dia belum sepenuhnya mandiri. Dia masih membutuhkan bantuan saya atau ayahnya saat BAB.

Ya, Zhaf sudah bisa membersihkan area vitalnya sendiri setelah pipis, namun tidak demikian kalau BAB. Saya dan  ayahnya pun masih ragu membiarkan Zhaf cebok sendiri karena belum tentu bersih.

Alhasil, sampai usia menjelang 5 tahun atau tepatnya ketika sudah masuk sekolah, target akhir dari toilet training Zhaf belum tercapai. Padahal saya sudah melatihnya menggunakan toilet sejak usia 2 tahun dan di usia itu pula Zhaf sudah tidak lagi menggunakan popok.

Tapi yah namanya toilet training, dari awal latihan sampai akhirnya anak mampu terampil melakukan semua aktivitas toilet secara mandiri memang butuh proses yang panjang dan waktu yang tidak singkat.

Saat itu PR saya tinggal satu. Setidaknya saya bersyukur ketika masuk TK anak saya sudah tidak bergantung lagi pada popok sekali pakai. Tinggal gimana caranya saya melatih Zhaf untuk bisa membersihkan dirinya sendiri selepas BAB.

Nah, lewat Jurnal Bunda kali ini, saya akan sharing terkait toilet training untuk anak TK. Gimana cara melatihnya? Simak sampai selesai ya!

Toilet Training untuk Anak TK

Toilet traning anak TKToilet training adalah proses melatih si kecil menggunakan toilet layaknya orang dewasa. Tujuan akhir dari latihan ini adalah anak benar-benar bisa terampil melakukan semua aktivitas toilet mulai dari membuka celana, ke kamar mandi, duduk atau jongkok di toilet WC jongkok, membersihkan diri hingga mengenakan celana kembali secara mandiri.

Semuanya bisa ia lakukan tanpa membutuhkan bantuan orang dewasa dan seharusnya semua keterampilan tersebut sudah dikuasai oleh anak TK seumuran Zhaf.

Namun tidak dimungkiri, sampai sekarang pun masih ada anak TK yang belum berhasil lepas popok. Tentu penyebabnya tidak lepas dari kesiapan anak dan peran orang tua dalam mendampingi dan melatih si kecil menggunakan toilet.

Berikut ini beberapa cara toilet training untuk anak TK yang saya terapkan pada Zhaf :

Ajak anak ke toilet sekolah

Cara pertama yang saya lakukan adalah menunjukkan letak toilet yang ada di sekolah anak. Sebenarnya dari pihak sekolah juga punya program mengenalkan lingkungan maupun ruangan-ruangan yang ada di sekolah termasuk toilet pada semua murid TK.

Namun tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua yang pertama menunjukkan tempat untuk buang air yang ada di sekolah ke anak.

Atau akan lebih bagus lagi jika Bunda yang pertama kali menemaninya buang air di toilet sekolah sambil perlahan menjelaskan bahwa sekolah juga punya toilet atau kamar mandi seperti yang ada di rumah.

Jadi ketika ingin buang air, dia harus ke toilet sekolah sekalipun tidak ada Bunda yang menemani.

Ingatkan anak untuk  bilang ke  guru ketika ingin buang air

Cara selanjutnya yang saya lakukan adalah jauh-jauh hari sebelum masuk sekolah saya sudah sering sounding atau mengingatkan anak untuk bilang ke guru ketika ingin pup atau pipis.

Sama seperti di rumah, kalau mau buang air di sekolah bilang ke ayah dan bunda, kan? Nah, kalau di sekolah juga begitu, tapi bilangnya ke guru, tidak boleh diam atau ditahan.

Jelaskan juga bahwa guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Guru adalah sosok yang baik seperti ayah dan bunda jadi jangan takut sampaikan ke guru jika kebelet mau pipis atau pup.

Komunikasikan pada guru kelas anak

Terkait toilet training untuk anak TK ini juga perlu Bunda komunikasikan pada ibu guru. Sampaikan secara jujur terkait kondisi anak yang belum sepenuhnya bisa menggunakan toilet sendiri.

Bahkan meskipun ada anak yang sudah toilet independent bisa saja melakukan  “kecelakaan” di sekolah lantaran merasa tidak nyaman dan belum berani bilang ke gurunya ketika kebelet. Terutama di hari-hari pertama masuk TK.

Jadi, memang perlu ada kerjasama antara orang tua dan guru kelas  mengenai toilet training anak.

Itu dia cara toilet training untuk anak TK khususnya untuk anak yang sebenarnya sudah bisa mandiri ke toilet hanya saja masih membutuhkan sedikit bantuan.

Bersyukur apa yang sempat saya khawatirkan ketika Zhaf masuk TK tidak terjadi. Malahan Zhaf jarang sekali buang air di sekolah karena seingat saya baru sekali dia cerita kalau dia buang air dan diantar sama gurunya.

Padahal sering saya tanyakan, apa hari ini dia buang air di sekolah? Jawabannya tidak.

Walau begitu saya tetap ingatkan, ketika ingin buang air kecil atau besar dia harus bilang ke guru atau langsung izin ke toilet.

Sejauh ini juga nggak ada laporan atau keluhan dari gurunya terkait masalah toilet. Berarti aman dong ya.

Nah, anaknya sekarang sudah terampil menggunakan toilet tanpa bantuan orang dewasa. Bundanya juga lega proses panjang toilet training pada anak usia 2-4 tahun ini akhirnya bisa terlewati.

Penutup

Toilet training untuk anak TK yang Jurnal Bunda ulas bisa diterapkan oleh Bunda yang anaknya sudah pandai buang air di toilet hanya saja masih membutuhkan bantuan orang dewasa.

Namun sebaiknya memang saat masuk TK anak sudah toilet independent sehingga tidak menyusahkan guru yang ada di sekolah.

Oleh karenanya Bunda bisa pertimbangkan untuk memulai toilet training pada anak usia 1-3 tahun. Terlebih jika anak sudah menunjukkan tanda kesiapan.

Beberapa tanda anak siap berlatih potty di antaranya adalah mulai tertarik dengan toilet, mampu mengontrol keinginan untuk buang air, memahami instruksi sederhana yang kita berikan, bisa mengutarakan keinginan untuk buang air serta bisa melepas dan mengenakan celananya sendiri.

Jika tanda-tanda tersebut sudah muncul, segera mulai toilet training si kecil. Jangan sampai menundanya karena hal ini berkaitan dengan salah satu tahap penting dalam perkembangan anak yaitu kemandirian.

Dengan begitu, saat masuk usia sekolah nanti, anak sudah terampil menggunakan toilet secara mandiri.

Dampaknya pun bagus untuk perkembangan anak. Pasalnya toilet training anak usia dini tidak hanya berguna untuk melatih kemandirian si kecil, melainkan juga dapat membuatnya tumbuh percaya diri, menjadi pribadi yang disiplin, bertanggung jawab dan lebih mudah bergaul dengan teman-temannya di sekolah.

Namun dengan catatan selama toilet training berlangsung, orang tua harus tetap sabar menghadapi anak. Tidak boleh sampai memarahi atau memaksa anak latihan karena itu bisa menimbulkan rasa takut dan trauma yang efeknya bisa menghambat proses latihan bahkan mengganggu perkembangan anak.

Sebaliknya, apresiasi usaha si kecil setiap kali dia berhasil menggunakan toilet sehingga dia bisa melewati tahap perkemambangan ini dengan baik tanpa merasa tertekan sama sekali.

Sekian Jurnal Bunda hari ini. Semoga bermanfaat.

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *