Self Awareness : Kata Mereka Tentangku?

Tantangan zona 1 self awareness day 3

Salah satu cara meningkatkan kesadaran diri atau self awareness adalah mencari tahu sudut pandang orang lain. Apa yang mereka pikirkan tentangmu? Bagaimana penilaian mereka terhadapmu?

Nah, kalau kemarin tantangannya terkait penilaian orang tua, sekarang giliran pasangan, saudara, teman dan anak. Kira-kira bagaimana saya di mata mereka ya?

Jurnal ini sekaligus menjadi refleksi diri dan ikhtiar bagi saya untuk meningkatkan self awareness agar saya bisa menjalankan peran sebagai orang tua dengan lebih baik lagi.

Self Awareness, Ini Kata Mereka TentangkuKata mereka tentangku

Di tantangan Zona 1 Hari Ketiga ini Sobatualang diminta untuk mengingat dan menceritakan kembali apa yang pasangan/saudara/teman/anak sering katakan tentang diri Sobatualang.

Baiklah, mari kita mulai :

Yang Sering Suami Katakan Tentangku

Dibanding dengan diriku, saya merasa suami saya lebih cerewet. Seingatku hampir tiap hari dia selalu menceramahiku eh mungkin lebih tepatnya mengomeli karena kesalahan yang berulang kali saya lakukan.

Kata dia :

  • Saya keras kepala
  • Saya ceroboh
  • Saya lelet
  • Saya tidak pintar merapikan
  • Saya tidak bisa merawat barang dengan baik

Dan berbagai sifat jelek lainnya yang sepertinya itu memang melekat pada diri saya namun selama ini saya mungkin yang terlalu cuek atau memang tidak menyadarinya

Kendati demikian, suami juga sering memujiku

  • Dia selalu memanggilku “sayang”
  • Dia sering mengatakan saya cantik bahkan menganggap wajahku mirip Pevita Pearce, haha ada-ada saja
  • Katanya saya istri yang penyabar, tidak banyak menuntut
  • Masakanku enak, itu juga yang sering dia katakan

Yang Sering Saudara Katakan Tentangku

Bicara tentang saudara, saya ingat dulu waktu masih kecil kakak dan adikku sering mengejek namaku. Karena itu juga saya sempat benci dengan nama sendiri. Bahkan pernah merengek sama mama pengen ganti nama, tapi gak dibolehin, karena ribet urusnya, haha.

Dulu juga kami sering berantem kecil, hari-hari ada saja hal yang sering diributin, mulai dari makanan, mainan, pakaian dan bla bla. Dan kalau sudah berantem gitu pasti saya yang selalu menangis. Sekalipun berantemnya sama adek, saya yang kalah.

Itu waktu kecil ya, setelah dewasa terlebih setelah hidup berumah tangga, tentu ada banyak yang berubah dari kami. Namun masih adalah karakter dari masa kecil yang kami bawa.

Apalagi kami tumbuh dan besar bersama sehingga walau tidak lagi tinggal seatap kami masih bisa mengenali karakter satu sama lain.

Nah, kalau saya ingat-ingat lagi yang sering saudara katakan tentangku ;

  • Pemalu
  • Pendiam
  • Perhitungan
  • Sering berantakan
  • Pintar
  • Paling suka mengalah

Yang Sering Teman Katakan Tentangku

Jujurly, setelah menikah dan hijrah ikut suami, teman-teman saya di dunia nyata berkurang drastis. Mungkin bisa dibilang satu-satunya teman dekat saya setelah hidup berumah tangga ya suami.

Selain berkutat dengan aktivitas di ranah domestik, kini saya juga disibukkan dengan pekerjaan sebagai blogger. That’s why teman saya sekarang kebanyakan momblogger yang ketemunya hanya lewat ruang maya.

Teman-teman masa sekolah, kuliah, kerja entah pada kemana? Semua sudah pada sibuk dengan dunianya masing.

Kalau teman-teman di sekitaran tempat tinggal saya sekarang ada sih, tapi kenalnya sebatas nama saja. Nggak ada yang akrab.

Nggak heran sih, dari sononya saya memang orangnya pemalu banget, susah bergaul dan sering kesulitan beradaptasi di lingkungan baru.

Ditambah lagi saya tipe introvert yang lebih suka menghabiskan waktu di dalam rumah saja ketimbang keluar walau hanya sekadar ngerumpi dengan para tetangga.

Mungkin ada yang menganggap saya cuek, sombong atau apa gitu tapi aslinya saya bukan orang yang bisa dengan mudah mencairkan suasana. Yang ada malah saya yang keringat dingin kalau ketemu dengan orang baru.

Tapi bagi mereka yang sudah akrab dan tahu saya seperti apa pasti akan menganggap saya orangnya ternyata asyik juga. Baik. Sabar. Suka menolong (eh yang terakhir ini sebenarnya kadang masih saya lakukan karena merasa tidak enakan sehingga susah menolak atau berkata tidak).

Yang Sering Anak katakan Tentangku

Karena tantangan ini, tadi saya iseng tanya ke si sulung dan si tengah, bagaimana pendapat mereka tentang Bundanya. Dan ini katanya,

  • Bunda suka marah-marah
  • Bunda suka melarang, jangan ini, jangan itu
  • Bunda sering berkata “awas”

Duh, maafkan Bunda ya, Nak. Sejauh ini Bunda masih belum bisa mengontrol emosi dengan baik, masih suka meledak-ledak tak jelas. Larang ini, larang itu.

Bunda masih belum bisa mengasuh kalian dengan baik. Bunda masih perlu belajar lagi, lagi dan lagi.

Karena itu Bunda ikut Kelas Bunda Sayang ini. Belajar tentang self awareness dan berbagai ilmu parenting lainnya termasuk mencari ide  bermain yang menyenangkan untuk kalian dengan harapan setelah lulus dari salah satu jenjang perkuliahan yang ada di Instititut Ibu Profesional ini Bunda bisa memperbaiki pola asuh Bunda.

Penutup

Untuk bisa meningkatkan self awareness, kita memang perlu bercermin dari penilaian orang-orang terdekat terhadap kita. Setidaknya dari penilaian tersebut, baik atau buruknya bisa kita jadikan sebagai bahan instropeksi diri.

Walau sebenarnya kadang saya suka sebel juga kalau suami mulai ‘mengomeliku’, seolah-olah pekerjaanku nggak ada yang beres, seakan-akan semua yang saya lakukan salah.

Tapi ketika menuliskan ini, dan setelah saya ingat-ingat dan pikirkan lagi, seharusnya saya nggak perlu merasa kesal apalagi marah.

Apapun yang suami sering katakan tentangku, entah itu baik atau buruk, harus bisa saya terima. Begitupula dengan penilaian saudara, teman maupun anak terhadapku.

Meraka mengatakan apa adanya, mungkin seperti itulah diriku. Saya saja yang tidak menyadarinya. Karena itu saya perlu penilaian mereka.

Karena untuk melihat diri sendiri, saya butuh cermin

Sekian Jurnal Bunda Hari ini. Sampai jumpa di tantangan Zona 1 hari Ke-4 ya

#tantanganzona1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023

Tentang Penulis

Halo, selamat datang di blog jurnal bunda. Tempat bunda berbagi cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *